[ VLOG ] Sidi Bou Said, Kota Pesisir Tunisia yang Estetik


Dari tahun 2023 yang lalu, pemerintah Tunisia memberikan fasilitas bebas visa untuk pemegang paspor Indonesia yang ingin mengunjungi negaranya dalam periode waktu tertentu. 


Tunisia yang kaya akan sejarah dan budaya tentunya akan menjadi destinasi yang menarik untuk dikunjungi. 

Salah satu sightseeing spot yang menjadi highlight perjalanan kami ke Tunisia adalah Sidi Bou Said. Dari sebelum berangkat ke Tunisia, kota pinggiran Tunis ini memang sengaja aku masukkan ke itinerary untuk tinggal disana selama beberapa hari, dan ini jadi keputusan terbaik.










Sidi Bou Said adalah salah satu kota paling estetik di Tunisia dan benua Afrika Utara. Letaknya hanya sekitar 20 kilometer dari Tunis, ibukota Tunisia, dan dapat dengan mudah diakses dengan kendaraan umum.


Sepintas ada kesamaan antara Sidi Bou Said dengan Santorini atau Chefchaouen, yaitu sama-sama estetik dengan warna biru dan putih yang sangat dominan menghiasi setiap bangunannya.


Sudah ratusan   tahun,   kota   kecil ini   dikenal   telah   menarik seniman,   musisi,   penulis,   dan kaum borjuis. Dengan rumah tepi tebing yang dicat biru dan putih, siapapun pasti akan jatuh cinta. Nama Sidi Bou Said diambil dari nama seorang sufi asal Tunisia, pada abad ke 12 ia tiba di desa yang awalnya bernama Jabal el-Menar dan mendirikan tempat suci sampai ia wafat pada tahun 1231.

 

Dulunya   Sidi   Bou   Said   nggak   diwarnai   seragam   seperti   sekarang.  Adalah   seorang   baron   asal Prancis, Rodolphe d'Erlanger, yang pada tahun 1920an memperkenalkan konsep tema biru-putih sebagai warna khasnya. Menurutnya biru dan putih adalah warna alam, apa pun yang ada di Sidi Bou Said adalah kembali pada alam. Rumah mewah sang baron yang dinamai Dar Nejma Ezzahra atau diartikan “ rumah bintang dari Venus “, saat ini dijadikan museum dan dibuka untuk umum. 


Setiap gang-gang kecil di Sidi Bou Said penuh zen dan memberikan inspirasi bagi banyak orang, nggak heran kalau banyak pelukis dari Eropa yang menghabiskan hidupnya disana untuk berkarya, sebut saja Paul Klee dan Gustave-Henri Jossot, pemikir asal Prancis dan seniman karikatur dari Prancis yang menetap di Sidi Bou Said dan menjadi mualaf pada tahun 1913.








No comments:

Post a Comment

Friends, Thank you so much for reading + supporting my blog, and for taking the time to leave me a comment.
Your comment support truly means so much to me.
Have a lovely day! xo, Jalan2Liburan

INSTAGRAM FEED

@soratemplates