Spring Trip to Tunisia, North Africa. Akhirnya Traveling ke Negara Baru Lagi!



We are back to the travel world. Wooohoo so grateful about this fact that we finally able to search one destination, pack and just go! 
Akhirnya kami pergi lagi dan kali ini pakai visa untuk aku artinya bukan di sekitaran Eropa tapi kami menjelajahi salah satu negara di Afrika Utara, yup we are just back from our pleasant trip to Tunisia

Sejak Februari yang lalu, tepatnya pas kejadian perang Rusia - Ukraina, rasa-rasanya berita Covid kayak langsung hilang, nggak ada sama sekali updatenya di berita nasional, entah ya yang di Indonesia kayak gimana, ini mungkin karena negara kita tinggal dekat dengan zona perang dan jadilah berita perang lebih diutamakan saat itu. 
Perlahan tapi pasti ketatnya peraturan yang berhubungan dengan antisipasi Covid pun dilonggarkan dan hilang sama sekali, nggak perlu pakai masker di keramaian ( kecuali kunjungan ke Rumah Sakit dan Panti Jompo ), nggak perlu lagi ngisi-ngisi formulir kalau mau traveling, semuanya peraturan pokoknya dihilangkan, di saat itulah kami yakin this is it, we need to go somewhere new!

Walaupun aku perlu ngurus visa Tunisia sebelum keberangkatan, tapi beneran deh nggak pake males2an, semangat banget walaupun kali ini yang ngurus dibantu agent, not a big deal karena biayanya nggak beda banyak dan effortless. Dalam waktu 3 minggu visa Tunisia diapprove dan jadilah ini negara ke 82 untuk aku dan suami dan negara ke 13 untuk si kecil. 

Karena sudah tahu mau kemana aja di Tunisia, aku bikin itinerary lumayan cepet, yang pasti aku mau liat kota-kota peninggalan Roman Empire di Tunisia, nah ini yang bikin aku ngajuin ide ke suami kenapa aku mau ke Tunisia, karena disana ada amphitheatre terbesar di Afrika dan yang kedua terbesar di dunia setelah Colosseum di Roma.



Untuk yang beberapa kali baca artikel perjalanan aku atau lihat di Instagram Jalan2Liburan, aku memang pengen banget bisa datengin semua amphitheatre, ambisius banget ya mbaknya ha ha ha ya gapapa kan katanya kita harus dream big kalau bermimpi. amphitheatre ini walaupun pusat Roman Empire itu ya adanya di Roma, tapi karena kekuasaannya menjangkau banyak area dari Eropa sampai Afrika, jadi memang tersebar dimana-mana. Mulai dari Kroasia, Maroko, Libya, wah pokoknya daftar amphitheatre itu panjang banget guys. 
Sayangnya gak semua amphitheatre itu masih preserved, banyak yang sudah puing-puing aja, dan El Djem amphitheatre di Tunisia adalah contoh amphitheatre masih sangat terawat, bahkan lbh preserved daripada yang di Colosseum lho. I dont about you, tapi berada di tengah-tengah arena amphitheatre itu kayak bikin time travel untuk aku, merinding ngebayangin kalau hidup ditakdirkan menjadi gladiator atau istri gladiator, dan manusia lainnya sangat menikmati pertarungan hidup mati itu di depan mata. Manusia kadang lebih ganas dari hewan. 

Well, back to the itinerary, selain mengunjungi sightseeing spot yang berhubungan dengan peninggalan Roman di Tunisia, aku selipin juga untuk berada di kota-kota cozy di Tunisia, bahkan aku milih penginapannya tuh di kota yang super cozy, namanya Sidi Bou Said, lokasinya sekitar 20 menit berkendara dari Tunis, ibukota Tunisia.  Sidi Bou Said ini mini Santorini gitu deh, semua arsitektur bangunan dicat warna biru dan putih, jalanan turun naik dan menghadap ke tebing laut. 
Yang bikin beda bukan saja ukuran dengan Santorini yang jauh lebih grande, tapi juga dari jumlah pengunjung, enak banget deh strolling around di kota kece dan estetik tanpa banyak turis yang keliaran. 

Setelah Sidi Bou Said dan Tunis, kita lanjut ke coastal town, Sousse, salah satu kota pesisir Tunisia yang pernah ngetop pada jamannya, aku bilang ngetop pada jamannya karena saat ini sepi banget, entah karena pandemik atau mungkinkah turis masih trauma karena di Sousse ini pernah beberapa kali terjadi penyerangan oleh teroris. Hotel-hotel bintang 5 kayak Marriott gitu aku lihat nyaris gak ada orang, padahal udah akhir bulan Mei, biasanya turis-turis Eropa tumpah ruah di Tunisia. 



Penginapan yang kami tinggali lokasinya juara banget, buka pagar dan langsung menuju ke arah pantai, tentunya pantainya sepi karena ya nggak ada turis itu tadi, biasanya hari Minggu yang penuh oleh orang lokal yang piknik. 
Anakku happy banget bisa main tiap hari nggak kenal waktu main di pantai sampai sepuasnya. 





Setelah dari Sousse, kita melanjutkan perjalanan ke pulau paling ngetop di Tunisia yaitu Djerba, saking ngetopnya di kalangan turis2 Eropa, banyak banget lho maskapai penerbangan yang terbang to and from Djerba langsung dari kota-kota besar Eropa. Jadi kami sengaja pulang kembali ke Brussels dari Djerba karena ada international flight straight to Brussels from Djerba.

Selama di Pulau Djerba kita bener2 staycation, karena saat kita di Djerba itu sudah bulan Juni awal dan panasnya omaigot I cannot deh buat keluar dari hotel. 
African heat is a real thing ya, nggak kebayang bulan Juli dan Agustus itu kayak gimana :-) 





Selama traveling around Tunisia, antar lokasi yang jauh-jauh kita sewa mobil dengan drivernya, karena transportasi umum disana gak se oke di Maroko dan karena bawa toddler juga jadinya we'd prefer something easy and less hustle. 

 












No comments:

Post a Comment

Friends, Thank you so much for reading + supporting my blog, and for taking the time to leave me a comment.
Your comment support truly means so much to me.
Have a lovely day! xo, Jalan2Liburan

INSTAGRAM FEED

@soratemplates