Traveling ke Iran di Bulan Ramadhan



Selamat hari raya Idul Fitri, teman. Bagaimana perayaan hari raya nya? Sukses ya pastinya dengan keriaan bersama keluarga dan sahabat. 

#CeritaJalanAsik hari ini karena tepat bersamaan dengan hari raya Lebaran, kami memutuskan membahas ritual Ramadhan di kota tempat kita tinggal, namun karena baru saja menyelesaikan traveling ke Iran dimana bertepatan dengan hari raya puasa, maka saya mau cerita sedikit mengenai pengalaman saya traveling di bulan puasa di Iran

Sebagai non Moslem, tanggal puasa dan lebaran tidak begitu saya ingat, maka ketika memutuskan traveling ke Iran tepat di bulan Juni kemarin membuat saya kaget juga ketika mengetahui periode saya traveling kesana adalah bersamaan dengan bulan puasa, memundurkan jadwal traveling tentunya bukan pilihan, dan kita memilih untuk lebih ke positive thinking saja bahwa segala sesuatunya akan baik-baik saja.


Respek 
Kunci utama demi traveling moment yang sukses adalah respek kepada orang lokal dan tradisi yang mereka anut, dalam hal ini menghormati orang Iran yang sedang berpuasa. Di Iran sendiri menkonsumsi makanan dan minum di keramaian adalah dilarang, namun banyak juga yang melakukannya seperti para penumpang bus umum antar kota atau transportasi lainnya. 
Untuk mereka, para pejalan adalah musafir yang diperkenankan untuk tidak berpuasa. Hal ini tentunya berbeda ya dengan di Indonesia, jika naik pesawat para penumpang juga biasanya masih berpuasa, contoh yang paling berbeda karena pengalaman saya naik pesawat domestik dari Tehran ke Shiraz, pramugari Asaman Airlines yang saya tumpangi memberikan snack dan serentak para penumpang yang terlihat adalah orang lokal langsung membuka dan menikmati snack tersebut. 

Foto perjalanan kami ke Iran, bisa dilihat di halaman Instagram : @Jalan2Liburan
Jangan lupa follow ya!

Menyiapkan Diri 
Perlu diperhatikan disini berpuasa pada pertengahan tahun atau pada saat musim panas untuk sebagian belahan dunia lain cukup berat, karena puasa selama 16 jam an dalam sehari, ditambah lagi jika di Iran cuaca setiap harinya berkisar di angka 38-40 derajat. Bagaimana melakukan perjalanan jika harus puasa atau lingkungan sekitar berpuasa? Inilah salah satu tantangannya, kami sengaja mengatur itinerary sesantai mungkin, memulai excursion setiap harinya pagi-pagi betul ketika udara masih bersahabat, sehingga bisa selesai sebelum matahari benar-benar terik. 


Lalu di semua hotel tempat kami menginap selama di Iran disediakan sarapan untuk para tamu, manfaatkan sarapan tersebut sebaik mungkin karena sampai malam tiba tidak ada rumah makan yang buka kecuali restoran di hotel-hotel. 
Toko-toko buah tetap buka seperti biasa sepanjang hari, biasanya jadi penyelamat mengganjal perut dengan cara sehat dan mudah karena bisa dimakan di dalam kamar. 

Less Tourists = The Better
Pada dasarnya Iran adalah negara yang masih out of radar di mata turis, sepi turis sudah pasti, ditambah lagi bulan puasa dan musim panas adalah bulan-bulan yang dihindari pendatang yang tidak seberapa itu. 
Hotel-hotel banyak yang kosong, bahkan ketika melakukan reservasi bisa ditanya apakah ada diskon. Beberapa kali saya menanyakan hal ini dan betul saja mereka bisa memberikan diskon karena saya tamu satu-satunya di hotel mereka, asyik kan? :)

Saat Ramadhan, kota di Iran yang banyak didatangi pilgrims seperti di Qom dan Mashad lain cerita, penginapan sudah pasti penuh karena membludaknya wisatawan lokal yang beribadah di kedua kota ini. Perhatikan itinerary jika ingin kesana ya.

Dari awal saya sudah menyakini bahwa perjalanan ke Iran ini akan menyenangkan tidak perduli apapun musimnya, dan memang benar saja, pada dasarnya positive thinking itu akan memudahkan saat perjalanan dilakukan. 


* * *

Simak juga cerita mengeni tradisi bulan Ramadhan di Yogyakarta yang ditulis Aggy dari Dream Explore Wander yang adalah orang lokal Yogyakarta.
Lalu artikel dengan tema serupa juga ditulis Noni Nyonya Sepatu, jangan lupa untuk dibaca di link ini ya !


 * * *

#CeritaJalanAsik is a weekly travel theme where we share our travel stories based on a certain theme by Jalan2Liburan, Nyonya Sepatu and Dream Explore Wander.

Check our posts every Wednesday!This week's theme: Traveling In Ramadhan Month




6 comments:

  1. Salut Fe sudah menjelajahi Iran. Di bayangan gw negaranya sendiri belom ramah sama pengunjung. Yea, stereotyping karena berita sih. Makanya penasaran banget pengen baca postnya. Kebayang sih kalo jadi pengunjung satu-satunya di hotel. Itu gimana mereka nutup cost operasionalnya ya? *can't help it mikirin soal duitnya. Hahaha..

    ReplyDelete
  2. wow.. cuacanya mengerikan ya kak..btw, benarkah di iran itu aman untuk turis kak?

    ReplyDelete
  3. Daaan foto2 selama di Iran kemarin emang terlihat banget teriknya ya, walaupun spotnya emang keren2. Positif thinking ini selalu berujung manis kok mba ^^

    ReplyDelete
  4. aku tuh prnh ngomong ama suami, mbok ya sesekali kita traveling sat lebaran ke negara muslim lain gitu... eh ditolak langsung, dgn alasan orang tua masih ada, jd hrs sungkeman slama lebaran -__-. pdhl kalo ortuku sendiri mah ngizinin anaknya mw lebaranan di mana ;p. pgn ngerasain aja gitu mbak,ritual lebaran di tempat muslim lain gmn.. tapi bukan negara tetangga ya.. kalo itu mah udh puas ngerasain waktu kuliah ;p sama aja kayak indo...

    ReplyDelete
  5. Wuiii udah ke Iran aja nih ... Pengen suatu saat ke sana deh :)

    ReplyDelete
  6. Wah, tahun depan harus nyoba nih puasa dan travelling di Negera muslim seperti Iran. Thank You kak, lebaran kami menyenangkan di kampung halaman

    ReplyDelete

Friends, Thank you so much for reading + supporting my blog, and for taking the time to leave me a comment.
Your comment support truly means so much to me.
Have a lovely day! xo, Jalan2Liburan

INSTAGRAM FEED

@soratemplates