The View all |
Ketika kami tiba di kota Moni dari Maumere, tepat sebulan sejak keberangkatan kami dari dinginnya musim dingin rumah kami di Eropa. Rasanya tubuh ini rindu juga berada di area yang agak dingin dan fresh.
Maka ketika kami tiba di Moni yang terletak di ketinggian which is agak dingin, maka saya dan suami memutuskan untuk tinggal beberapa hari di kota ini, kebetulan pula akomodasi kami di kota Moni ini lumayan lah, walaupun jauh dari kata mewah, tapi lokasi teras depan kamar yang adalah langsung menghadap sawah dengan bunyi air dari sungai membuat kami memutuskan untuk tinggal beberapa hari di kota ini, anggap saja self hibernate :)
Sehari-harian yang kami lakukan adalah day dreaming di teras sambil melihat pasangan petani bekerja di sawah, ketika sore tiba kedua anak mereka yang masih di bawah 15 tahunan ikut bekerja membantu mereka.
Benar-benar relaxing judulnya.
Kota Moni memang merupakan kota terdekat jika ingin mengunjungi Gunung Kelimutu, kebanggaannya Flores. Banyak ojek yang menerima pesanan untuk bisa mengantar tamu sampai di Kelimutu, cukup membayar Rp 150.000 per orangnya pulang pergi, nanti setelah turun dari Kelimutu, bisa juga mampir ke hotspring dan air terjun yang letaknya menuju arah turun dari Kelimutu ke Moni.
Hanya satu minus point berada di kota Moni, susah dapat makanan enak euy, rumah makan sih banyak tapi yang jual makanan secara proper itu yang sulit, udah gitu ya karena rata-rata penduduk masih menggunakan kayu bakar untuk masak, jadi nunggu kayu nya panas aja udah butuh banyak waktu, belum siap2nya, jadi ya kalau mau makan, jangan nunggu sampai lapar banget yah :)
|
around Moni |
Kota Moni memang merupakan kota terdekat jika ingin mengunjungi Gunung Kelimutu, kebanggaannya Flores. Banyak ojek yang menerima pesanan untuk bisa mengantar tamu sampai di Kelimutu, cukup membayar Rp 150.000 per orangnya pulang pergi, nanti setelah turun dari Kelimutu, bisa juga mampir ke hotspring dan air terjun yang letaknya menuju arah turun dari Kelimutu ke Moni.
Hanya satu minus point berada di kota Moni, susah dapat makanan enak euy, rumah makan sih banyak tapi yang jual makanan secara proper itu yang sulit, udah gitu ya karena rata-rata penduduk masih menggunakan kayu bakar untuk masak, jadi nunggu kayu nya panas aja udah butuh banyak waktu, belum siap2nya, jadi ya kalau mau makan, jangan nunggu sampai lapar banget yah :)
Local lady is cleaning up her laundry under the hot spring |
Waterfalls |
Where to stay in kota Moni:
Pondok Wisata & Restaurant Hidayah
Jl Raya Bypass Moni-Ende
NTT
Rate per room: Rp. 200.000,-
How s the accommodation looks like |
By pass road in front of the Inn From Ende - Moni |
naksir sama kain tenun yang dipakai ibu di foto paling atas
ReplyDeletexixiixi kain tenun mereka semuanya amazingly beautiful, made with love :)
ReplyDeleteBikin kangen lagi sama desa ini...walau dingin tapi masyarakatnya penuh kehangatan...:-)
ReplyDeletehttp://www.backpackerborneo.com/2011/11/desa-moni-bukan-sekedar-transit.html