Layaknya tidak mengunjungi Patung Liberty saat berada di kota New York, maka tidak mengunjungi Danau Kelimutu saat Anda berada di Flores adalah kerugian.
Dan yes finally, Kelimutu! Saya harus menunggu di usia yang sekarang ini sampai akhirnya finally bisa melangkahkan kaki di atas puncak danau Kelimutu, padahal memimpikannya sudah dari sejak keindahan Kelimutu menghias lembaran kertas uang Rp 5000,- pada tahun 1990-an silam.
**
Alarm memaksa saya terbangun dari tidur pada jam 4 pagi, karena 30 menit kemudian supir ojek yang telah saya pesan malam sebelumnya akan membawa saya menuju puncak Kelimutu.
Jarak dari kota Moni yang adalah kota terdekat untuk menuju Kelimutu adalah sekitar 14 kilometer-an. Dan saat yang paling tepat untuk melihat keindahan Kelimutu adalah saat sang surya perlahan terbit.
Suhu udara di kota Moni berkisaran di angka 20 derajat pagi itu, cukup sejuk untuk ukuran Indonesia, dan tentunya suhu pun akan drop drastis ketika kita berada di atas gunung, karena saya tidak membekali diri sendiri dengan pakaian hangat, maka terpaksa saya hanya mengenakan cardigan dan pashmina sebagai penghangat.
Alarm memaksa saya terbangun dari tidur pada jam 4 pagi, karena 30 menit kemudian supir ojek yang telah saya pesan malam sebelumnya akan membawa saya menuju puncak Kelimutu.
Jarak dari kota Moni yang adalah kota terdekat untuk menuju Kelimutu adalah sekitar 14 kilometer-an. Dan saat yang paling tepat untuk melihat keindahan Kelimutu adalah saat sang surya perlahan terbit.
Suhu udara di kota Moni berkisaran di angka 20 derajat pagi itu, cukup sejuk untuk ukuran Indonesia, dan tentunya suhu pun akan drop drastis ketika kita berada di atas gunung, karena saya tidak membekali diri sendiri dengan pakaian hangat, maka terpaksa saya hanya mengenakan cardigan dan pashmina sebagai penghangat.
Jalan yang menanjak dan berkelok-kelok akhirnya menibakan saya di gerbang masuk Kelimutu, ada pos penjaga untuk penjualan tiket masuk.
Motor dan kendaraan lainnya hanya diperkenankan sampai di plataran parkir yang disediakan, dilanjutkan dengan berjalan kaki melalui tangga sampai ke atas.
Ternyata udara saat itu menurut saya cukup segar dan tidak terlalu dingin, cardigan pun saya lepas karena saat menanjak otomatis tubuh pun menghangat dengan sendirinya. Jumlah anak tangga ada sekitar 236 yang akan menibakan Anda di puncak Kelimutu pada ketinggian 1.690 mdpl. Beberapa wisatawan luar negeri dengan terburu-buru menaikki anak-anak tangga tersebut karena takut kehilangan momen matahari terbit, untung saja saya membawa senter pribadi karena sebelum ada matahari, tentunya daerah penanjakkan gelap gulita.
Danau Kelimutu yang terdiri akan 3 danau dengan warna berbeda memiliki nama :
1. Tiwu Ata Mbupu
2. Tiwu Nuwa Muri Koo Fai
3. Tiwu Ata Polo
Menurut legenda lokal, ketiga danau ini adalah tempat beradanya arwah manusia setelah mereka meninggal.
Selanjutnya saya menaikki kembali anak-anak tangga dan sampai di monumen dimana ketika kita berdiri di monumen tersebut, maka 2 danau lainnya terlihat secara berdampingan.
Saat saya berada disana (Maret 2013), warna danau adalah biru muda pekat dan hitam keabu-abuan. Konon warna nya berubah-ubah, kadang merah kadang putih. Perubahan warna ketiga danau ini memang merupakan fenomena uni, perubahannya pun berlangsung relatif cepat, pada saat perubahan warna menuju warna yang muda bahkan putih, pertanda sudah bahaya sebab terjadi peningkatan aktifitas gunung api yang ditunjukkan dengan banyaknya buih yang mendidih.
Notes for Traveler
1. Tiket masuk per orang WNI: Rp 3000,-
WNA: Rp. 20.000,-
2. Kamera per WNI : Rp.15.000,-
WNA : Rp. 150.000,-
3. Tiket Motor/Ojek masuk sampai plataran : Rp.15.000,-
4. Jasa Ojek dari Penginapan di kota Moni menuju Kelimutu pp : Rp. 150.000,-
Awan berarakkan menemani hadirnya sang surya |
Dan Sang Surya pun mulai meninggi, warna danau pun mulai terlihat |
Gunung Kelimutu termasuk dalam kawasan Taman Nasional yang ditetapkan oleh pemerintah RI dengan luas areal 5.336 hektar, meliputi kawasan hutan yang adalah habitat berbagai satwa endemik dan langka. |
ahhhh....sampe bengong n speechless pas liat foto pertama, indah banget. Kapan ya bisa kesana. Harus ditulis di bucket list nih. Thanks for sharing, Kak :)
ReplyDeletewaduh kamera WNA nya mahal yah rek'..hihihi tp worthed bangets tuh Tant..TFS:)
ReplyDelete@debbiee : kita dari yang rencana hanya 10 hari di NTT, jadi mundur ke 21 hari...gilee yaaah, stuck with its beauty beneran judulnya :)
ReplyDelete@Nathalie : xixixi kamu aja yg nenteng, jgn si meneer, aku juga gitu, aku bilang semua kamera punya aku :)
gilaaaaaaaaakkk foto awannya keren abeeeeeeeeees ..... kbayang deh btapa mrindingnya kl ngliat langsung
ReplyDelete@Ira : ada berapa puluh foto awan berarakkan booo difotoin ama si yvan, tiap sepermenit berubah cakeppp
ReplyDeleteJuara banget .... Kayak nya mesti di wujudkan tahun ini :)
ReplyDeleteWow fotonya bikin *glek*...jadi pingin ke sana kak
ReplyDeleteGila itu harga buat WNA mahal bener yah