Bring Your Valentine Date to Venezia




Untuk beberapa orang jika ditanyakan apakah kota di dunia yang paling romantis yang ingin dikunjungi? Pasti mayoritas dari mereka akan menjawab “Paris”, tapi tidak untuk saya. Saya menobatkan Venesia (Venezia dalam bahasa Italia nya) sebagai salah satu kota romantis di dunia. Bagai sebuah kota terapung yang dibangun oleh para dewa, Venesia menyihir siapa saja yang pernah kesana untuk ingin kembali lagi dan lagi.



Suara merdu mandolin senangtiasa terdengar dari seluruh penjuru kota, dengan lirik lagu dalam bahasa Italia bercerita tentang Amore. Tak heran jika sejak ratusan tahun lalu kota penuh cinta ini menjadi inspirasi bagi banyak pujangga dan seniman, keanggunan jalinan kanal dan kecantikkan bangunan tua merupakan paket estetika yang indah.
Venesia terletak di bagian utara kota Italia, bertetangga dengan kota besar lainnya seperti Milan dan Bologna, kota ini memiliki luas 414,57 Km2. Ibarat negara dongeng yang dibangun di atas air, Venesia dibelah oleh sungai utama yakni Grand Canal atau Canal Grande dalam bahasa Italia, mobil tidak diperkenankan beredar di kota ini, sehingga satu-satunya cara berkeliling kota adalah dengan berjalan kaki, bersepeda atau menggunakan transportasi air, oleh karena itu orang menyebut kota Venesia dengan berbagai sebutan berkaitan dengan air seperti: “City of Water”, “City of Bridges”, “The Floating City” dan “City of Canals”. Karena alasan itulah juga Venesia merupakan kota termahal di Italia, selain kota Capri, dikarenakan segala sesuatu yang berkaitan dengan bahan penunjang hidup seperti makanan dan lain sebagainya harus diangkut dengan menggunakan jasa transportasi kapal.

Venesia adalah Gondola dan Gondola adalah Venesia, teori tersebut merupakan harga mati. Gondola adalah sejenis perahu dayung tradisional khas Venesia yang masih memegang peranan penting dalam sistem transportasi umum disana, kapal ini digerakkan oleh seseorang yang biasa disebut Gondolier, konon katanya seorang Gondolier harus lahir di Venesia. Gondola wajib dicat dengan warna hitam, dan terbuat dari 8 jenis kayu yang berbeda. Gondola dibuat sedemikian rupa memanjang ke belakang dimana sisi kanan lebih panjang daripada sisi kirinya, sebagai syarat penyeimbang berat Gondolier. Diperkirakan ada ribuan Gondola pada abad ke 18, tetapi sekarang hanya tersisa beberapa ratus saja dan kebanyakkan digunakan untuk tujuan wisata. Mengunjungi Venesia tanpa menikmati berada di Gondola rasanya tidak lengkap, setelah bernegosiasi dengan sang Gondolier, akhirnya harga sewa Gondola ini disepakati di harga €80 atau sekitar Rp. 960.000,- dengan durasi selama 40 menit. Tradisi Venesia menyatakan bahwa pasangan yang berada di atas Gondola harus berciuman di bawah setiap jembatan sebagai lambang cinta abadi, diiringi oleh suara sang Gondolier tampan yang menyanyikan lagu “O Sole Mio” dengan nada soprano, situsi seperti ini hati siapa yang tak meleleh dibuatnya. Salah satu alasan mengapa saya menyakinkan Anda bahwa Venesia adalah kota teromantis di dunia, kiranya alasan tersebut tidak berlebihan bukan? Ibarat kata, wanita mana yang bisa mengelak jika di saat tersebut pasangannya menekuk lutut di hadapan sambil menyodorkan seonggok cincin dan menanyakan “will you marry me?”


Adalah Piazza San Marco yang merupakan jantung kota Venesia, alun-alun luas ini menjadi saksi bisu segala kegiatan rakyat Venesia sejak ratusan tahun silam, ratusan burung merpati yang jinak menyambut kedatangan saya di alun-alun ini, saking jinaknya mereka rela saja berdiri di atas telapak tangan saat diberi makan jagung pipilan. Beraneka cafe teras khas Italia terlihat di pinggiran alun-alun, para tamu nya sedang menikmati segelas white wine dingin beserta beraneka ragam patisserie. Setiap cafe memasang musik khas Italia, bahkan ada panggung musik hidup yang mendendangkan musik akustik. Para pelayan cafe nya pun terlihat sangat dandy dan kelimis, menggunakan seragam putih bersih dan selalu siap tersenyum kepada siapa saja yang lewat, seakan-akan memanggil untuk masuk ke dalam cafe tempat mereka bekerja. Para pelayan tampan tersebut mengingatkan saya kepada kelompok musik kenamaan Il Divo, saya setuju bahwa para pria Italia memang terkenal memiliki karisma nya tersendiri.




Di lokasi alun-alun ini berdiri megah Basilico di San Marco atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Gereja Markus, dengan tiket masuk seharga €4 saya melangkahkan kaki masuk ke dalam gereja ini, arsitekturnya terasa begitu kaya dengan gaya khas romawi dan gothic, napas masyarakat Venesia begitu kental dituangkan dalam lukisan dan ornamen indah mulai pintu masuk, sampai seluruh kubah di langit-langit. Di dalam gereja ini juga terdapat sebuah peninggalan tua berupa blok berukuran 1m x 0,5m terbuat dari emas, di satu sisi blok terdapat gambar ikon para rasul dan di sisi lain nampak disana gambar wajah Yesus Kristus.
Basilica ini sempat terbakar sampai 2 kali pada abad ke 10, karena kontruksi awalnya yang berbahan dasar dari kayu, sehingga rawan akan api, lantas dibangun kembali pada abad ke 11 hingga bentuknya seperti yang kita kenal sekarang.
Jangan lewatkan berada di puncak menara Gereja Markus ini, terkenal dengan nama Campanile, yang berarti tuan rumah, dari atas menara Campanile terlihat pemandangan panorama kota Venesia dari ketinggian 100 meter.



Jika di Lucerne, Swiss terdapat jembatan terkenal bernama The Chapel Bridge yang menghubungan dua bagian darat di atas sungai Reuss dan di Praha terdapat The Charles Bridge, maka di Venesia pun terdapat jembatan terkenal bernama Rialto Bridge, jembatan yang merupakan jembatan pertama yang dibangun di Venesia, menghubungkan dua kanal. Di area Rialto ini terlihat selalu sibuk, toko-toko mengisi ruang di sisi sungai, gondola sesekali berlalu menjadi pemandangan yang cukup menyita kegaguman. Bagi Anda yang ingin mengejar waktu membeli buah tangan, disinilah tempatnya, atau bila Anda sudah cukup lelah berjalan mengitari kota, banyak cafe dan restoran yang menawarkan beragam sajian menu khas Italia.
Menu kuliner di Italia pada umumnya dan di Venesia pada khususnya tidak terbatas hanya pada pizza dan pasta saja, kuliner Italia kaya akan rasa dan ragam, saya berpendapat bahwa masakan asli Italia memiliki nilai rating yang tinggi sebagai salah satu masakan khas Eropa yang terbaik.
Ungkapan “When in Venice, eat as the Venetians do!” , layaknya patut dipraktekkan saat kita berkunjung ke suatu kota, makanlah seperti apa yang rakyat lokal makan.
Ketika sebuah restoran dipenuhi oleh para pendatang, dapat dipastikan makanan yang disajikan sudah diadaptasi untuk lidah konsumen Internasional nya, kunjungilah restoran yang kebanyakkan pengunjungnya adalah orang lokal, untuk resto semacam ini untuk rasa sudah pasti dijamin lezat dengan cita rasa asli dan harganya pun bukan harga turis. The bonus will be : good taste of foods and good price. Double bonus!


Festival Topeng
Tak ada istilah kapan waktu terbaik berada di Venesia, tapi jika ingin berada di kemeriahan bersama orang lokal Venesia, maka hadirilah pesta topeng, pesta tahunan ini diadakan biasanya pada bulan Februari selama 10 hari. Ritual pesta topeng ini telah berlangsung selama lebih dari 1000 tahun. Selama pesta berlangsung, para penduduk bersolek dengan menggunakan kostum yang didesain khusus dimana pembuatannya membutuhkan kreatifitas tinggi, plus menggunakan topeng dengan beraneka rupa. Jenis topeng yang menutupi keseluruhan wajah dinamakan Bauta dan untuk topeng yang menutupi mata disebut dengan Columbina.
Pesta topeng ala Venesia ini bukan hanya pesta hura-hura tapi terdapat pesan moral di dalamnya yaitu setiap manusia pada hakikatnya boleh bergaul dengan siapa saja walaupun dalam kondisi sosial yang berbeda, karena di balik topeng tidak ada yang tahu identitas seseorang, semua serba tertutup olehnya.
Popularitas topeng di Venesia menjadikannya icon yang identik dengan Venesia, para wisatawan tak pernah lupa membawa benda yang satu ini sebagai buah tangan tatkala berkunjung ke kota Venesia.
Acara tahunan lainnya yang juga menyita perhatian dunia adalah Venice Film Festival, diadakan setiap tahun antara akhir bulan Agustus atau awal September. Festival ini merupakan festival film tertua di dunia dimana tahun ini merupakan tahun ke 68 diadakannya perhelatan dunia ini.

Where To Stay
Mencari akomodasi di Venesia bukanlah issue, hotel dari bintang 1-5 banyak tersedia, tinggal disesuaikan saja dengan budget yang telah Anda tetapkan. Jika Anda adalah wisatawan dengan low budget, mencari hotel di pinggiran kota Venesia bisa menjadi pilihan, contohnya hotel-hotel di kota Mestre yang berjarak kurang dari 20 kilometer luar Venesia menawarkan hotel dengan harga yang cukup miring dibandingkan dengan hotel yang terletak di Venesia, jaraknya pun tak jauh dari pusat kota Venesia dan pihak hotel di Mestre biasanya memberikan jasa transportasi shuttle secara cuma-cuma untuk tamu mereka. Bisa menjadi alternatif bukan?









3 comments:

Friends, Thank you so much for reading + supporting my blog, and for taking the time to leave me a comment.
Your comment support truly means so much to me.
Have a lovely day! xo, Jalan2Liburan

INSTAGRAM FEED

@soratemplates