VLOG : What To See in Medina of Fes, Morocco


Beruntung ya pemegang paspor kek kita-kita gini gak perlu pakai visa kalau mau ke Maroko karena sesungguhnya Maroko ini gak bisa deh dikunjungi hanya sekali, rasanya pengen balik lagi dan lagi. Karena sukses mengunjungi Maroko saat kunjungan perdana beberapa tahun lalu, meninggalkan rasa penasaran ingin melihat kota lain di Maroko. Kalau yang pertama kali kita sempat ke Marrakesh dan Essaouira, kali ini mengunjungi Fes, Chefchaouen, Meknes, Mulay Idris dan Volubilis.
Rutenya memang kesana kemari sih tapi kami memutuskan untuk tinggal di satu tempat saja selama di Maroko dan tiap harinya excursion ke kota-kota lain yang jaraknya masih dalam jangkauan Fes.

 Klik di video ini ↑  untuk nonton vlog kita, seperti apa sih penampakkan Medina di Fes itu, dan ada apa aja disana ☺

Bab Bou Jeloud / Blue Gate

Gerbang berwarna biru sebagai pintu masuk raksasa yang menghubungkan kota tua Medina Fes dan kota baru. Sebagai bayangan, di dalam Medina seperti layaknya kota tua dimana semua aktifitas sehari-hari orang lokal dilakukan. Untuk turis jelas ini atraksi utama.
Walaupun seperti labirin yang menyesatkan, ternyata dibandingkan dengan Medina milik Marrakesh, di Fes bisa dibilang lebih kompleks, mungkin lebih kecil dalam ukuran sehingga rasanya banyak spot yang bisa dijadikan tanda navigasi untuk menghindari tersesat.  Nah, yang sering dipakai sebagai navigasi adalah Bab Bou Jeloud ini, banyak pemilik Riad yang menjemput tamunya di plataran depan gerbang biru ini supaya memudahkan para tamu mereka.

Madrasa Al-Attarine

Berada di Maroko pastinya akan membuat kita menghabiskan waktu masuk dari madrasa yang satu ke madrasa lainnya. Tidak semua bisa kita masuki karena persyaratan agama dan juga kadang mereka sedang ada aktifitas yang tidak bisa diganggu.
Maroko sadar betul bahwa salah satu pemasukkan negara mereka yang terbesar adalah dari wisatawan, oleh karena itu mereka menyediakan satu Madrasa yang dibuka untuk umum dengan membayar tiket masuk. Madrasa Al-Attarine dibangun sejak tahun 1310 dan diberi nama Attarine karena terletak di antara pasar penjual parfum dan herbal.

Related Posts :


The Beauty of Melaka by +Aggy F 

Di dalam Al Attarine kita dapat menikmati desain bangunan yang sangat details dan menawan, masuk ke dalam langsung terlihat courtyard dengan kolam air mancur, mozaik di dinding nya berwarna dominan hijau tosca dan putih. Di lantai atas terdapat kamar-kamar milik pelajar, seperti kita ketahui Madrasa adalah sekolah mendalami ilmu agama, dan di madrasa ini juga para pelajar tinggal dan belajar.

Al-Qarawiyyin University & Library

Siapa yang menyangka bahwa di balik dinding megah nan tebal yang mengitari Medina kota tua Fes di Maroko terdapat bangunan bersejarah yang menjadi bukti peradaban manusia dalam ilmu pendidikan, bangunan tersebut adalah universitas tertua di dunia berikut perpustakaannya yang juga merupakan perpustakaan tertua di dunia.

Universitas Al-Qarawiyyin adalah universitas pertama di dunia yang berlokasi di Fes, Maroko yang didirikan pada tahun 859. Pada awalnya, bangunan universitas ini adalah sebuah masjid yang kemudian berkembang jadi tempat menimba ilmu, terutama ilmu pengetahuan alam sekaligus menjadi salah satu pusat spiritual Muslim dunia.

Didirikan pada tahun 859 oleh Fatima al-Fihria, putri seorang pedagang kaya asli Tunisia yang hijrah ke Fes pada awal abad ke-9,  Fatima mewarisi sejumlah besar uang dari ayahnya dan berjanji untuk menghabiskan seluruh warisannya pada pembangunan masjid.

Di area Al-Qarawiyyi, kita juga akan melihat perpustakaan tertua dunia dengan nama yang sama. Perpustakaan yang masuk dalam halaman Guinness World Records ini memiliki ruangan khusus untuk pemeliharaan naskah-naskah kuno. Manuskrip dan naskah-naskah kuno tersebut kini dijaga lebih banyak petugas keamanan, yang memang berjaga karena kecintaan mereka terhadap sejarah.

Tannery

Kota Fes di Maroko terkenal di dunia selama ratusan tahun sebagai surga belanja kerajinan kulit dengan kualitas tinggi. Di dalam labirin medina kota tua di Fes kita bisa melihat secara langsung proses penyamakkan kulit yang masih menggunakan cara tradisional. Kulit yang digunakan berasal dari kulit binatang sapi, kambing, domba dan yang termahal adalah kulit unta.

Proses pertama dalam penyamakkan kulit adalah membuat kulit tersebut menjadi lembut, karena masih dengan cara tradisional maka bahan yang digunakan adalah juga bahan alami, kulit direndam dalam campuran urin sapi, kapur, air, dan garam selama dua hingga tiga hari. Setelah itu, kulit direndam dalam campuran air dan kotoran merpati yang mengandung amonia. Proses ini agar kulit menjadi lunak sehingga mudah untuk menyerap warna.
Jangan heran jika berada di area tannery ini akan berbau tidak sedap, pihak pemandu wisata akan memberikan setangkai daun mint kepada para tamu untuk meminimalisir aroma tidak sedap pada proses ini.

Kulit yang telah lembut lalu kemudian kembali dibersihkan untuk kemudian diberi warna secara alami, kulit-kulit tersebut dimasukkan ke dalam gentong besar dimana masing-masing gentong berisi pewarna alami. Warna kuning berasal dari saffron, biru dari indigo, orange dari henna, hijau dari daun mint dan merah dari bunga poppy, lalu supaya mengkilat diberi minyak olive.

Kulit yang sudah diberi warna kemudian dikeringkan dan siap untuk dibuat berbagai macam barang kerajinan, mulai dari dompet, sepatu, tas, jaket, sarung bantal dan masih banyak lagi.
Harga satu tas kecil dibandrol seharga 160 dirham atau sekitar Rp. 215.000,- dan untuk dompet seharga 60 dirham atau sekitar Rp. 86.000,- , tidak usah ragu untuk menawar jika memang tertarik ingin membeli. 

No comments:

Post a Comment

Friends, Thank you so much for reading + supporting my blog, and for taking the time to leave me a comment.
Your comment support truly means so much to me.
Have a lovely day! xo, Jalan2Liburan

INSTAGRAM FEED

@soratemplates