Vianden - Desa Favorit Victor Hugo di Luxembourg


Sehubungan dengan niat kita menghadiri Frankfurt Book Fair tahun ini, maka road trip lagi deh kita menuju Frankfurt. Naik kereta sih mudah saja ya tapi road trip itu menyenangkannya bisa berhenti dimana saja di tempat yang kita mau, apalagi jarak ke Franfkurt tidak begitu jauh, masih dalam hitungan dekat yaitu sekitar 400 kilometer dari tempat kita tinggal.

Bukan suami saya namanya kalau tidak mencari kota-kota baru yang seru supaya saya bisa menikmatinya juga, pokoknya life goal nya dia itu menunjukkan Eropa sebanyak mungkin untuk saya. Maka kali ini dalam menuju perjalanan ke Franfkurt dia ingin menujukkan sisi lain dari Luxembourg yang belum pernah saya lihat dan Vianden merupakan pemberhentian pertama kami.
Vianden merupakan kota perbatasan dengan Jerman, benar-benar perbatasan deh pokoknya, kebayang gak sih waktu jaman Eropa masih belum open border seperti sekarang, ribet banget kali ya tiap kali mau nenangga mesti nunjukkin paspor di keimigrasian antar negara, belum lagi mesti nukar mata uang yang mana Euro belum ada seperti sekarang. 

Vianden ini bisa dibilang desa sih ya, dengan penampakkan seperti legenda di buku-buku cerita, ya bayangkan saja letaknya dikelilingi sungai Ur, hutan dan kastil besar sebagai penunggunya. 




Saat kita tiba disana walaupun hampir siang, tapi Vianden ini sepi sekali, beberapa turis sih ada yang lewat tapi sepertinya sama seperti kita yang sedang transit berkendara. 
Hotel-hotel pun sepi atau bahkan mungkin tutup, karena sebenarnya sehari sebelumnya kita sempat mau nginap semalam di Vianden ini, tapi saat kita telpon 1 hotel dijawab bahwa mereka tutup. Hal yang normal kok kalau toko, restoran dan hotel tutup saat musim panas usai, mereka seperti hibernating panjang dan kemudian buka lagi saat musim semi kembali hadir. 



Walaupun sepi saya merasa malah Vianden milik kita berdua, apalagi sekarang kan lagi musim gugur ya, udara pun terasa banget romantisnya. Daun-daun pohon menguning, jalanan berbatu dipenuhi runtuhan daun dan ranting dan harum bakaran kayu dari cerobong asap rumah, ah typical autumn! Seketika saya bisa memaklumi mengapa Victor Hugo  memutuskan untuk tinggal di Vianden beberapa tahun ( 1862 - 1871 ) , Viktor Hugo adalah penyair besar asal Prancis, karyanya yang sangat populer 'Les Miserables' dan 'The Hunchback from Notre Dame' diadaptasi dalam bentuk film berbagai versi. 
Rumah Viktor Hugo saat ini dijadikan museum yang sama seperti namanya, terletak di jalan yang juga diberi nama Rue Victor Hugo. Di seberang museum terdapat patung wajah Hugo sebagai monumen mengenang akan dirinya.


"Vianden, embedded in a splendid landscape, will be visited one day by tourists from the whole of Europe, attracted both by its sinister but magnificent ruin and by its cheerful and happy people."
-Victor Hugo



How to reach Vianden from Luxembourg City with public transportation?
Luxembourg City, take a train to Ettelbruck, and take bus No 570.
The bus trip takes about 35 minutes, or  20min from Diekirch. 
From Luxembourg city, the entire trip takes about an hour and costs just €4 for a return ticket including the bus.



5 comments:

  1. Huaaaaa. How lucky both of you bisa berhenti sesukanya dan kemanapun di Eropa sana. Gw kok ngebayangin Victor Hugo nulis Les Miserable di sini ya, ato paling gak ngebayangin desa ini. Jadi ngebayangin waktu-waktu Jan Valjean di awal bukunya. Aaaak. makasiiiih ya postnyaaa.. Les Miserable is my favorit! :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ah Dan lu berarti mesti visit gw disini beneran deh, Le Miserables ditulis Hugo dari Paris ke Brussels pas dia kabur dari Prancis itu, draft naskahnya disimpan di koper mistress nya dia soalnya dia ke Brussels pakai paspor palsu kalau gak salah :)

      Delete
  2. 15 menit ga berhenti mandangin foto pertama yang di atas :))
    itu yg di ujung atas kastil gitu yah kak?

    Astaga semakin banyak aja yah bucketlist aku buat trip ke Eropa yang-ga-tau-kapan-kesampaiannya :P

    ReplyDelete
  3. Desa?? kok ada castilnya? apa jangan2 sebenarnya eropa jg mirip2 dengan beberapa negara "eks" kerajaan didunia ya mbak? memindahkan pusat kerajaan/pemerintahannya yang sekarang ini di tengah kota yang lebih dikenal sekarang?

    ReplyDelete
  4. Kereeen banget ini Fe. Catet dulu *nyatet mulu :)))

    ReplyDelete

Friends, Thank you so much for reading + supporting my blog, and for taking the time to leave me a comment.
Your comment support truly means so much to me.
Have a lovely day! xo, Jalan2Liburan

INSTAGRAM FEED

@soratemplates