Armenia
sudah semestinya bangga dengan predikat sebagai salah satu negara
tertua dimana pada 301 AD Armenia menjadi negara pertama yang
mengadopsi Kristen sebagai agama resmi negara.
Sehubungan dengan
latar belakang tersebut maka dapat dipastikan mengunjungi puluhan
monastery yang dimiliki Armenia wajib tercantum dalam daftar jadwal
perjalanan.
Secara historis Armenia membangun biara-biara mereka
tersembunyi untuk menghindari kehancuran dan pembantaian, jadi jangan
heran jika mengunjunginya membutuhkan sedikit usaha karena letak nya
yang kadang berada di atas puncak. Sebagian besar monumen kuno
dipulihkan dan restorasi telah dimulai ketika Armenia adalah bagian
dari Uni Soviet dan berlanjut sampai hari ini.
Noravank memiliki 2 lantai, seperti biasa plataran depannya dipenuhi dengan khachkars, sedangkan di lantai 2 terdapat pintu masuk yang mengantar saya menuju ruang doa.
Noravank Monastery, Armenia |
Noravank merupakan contoh monastery di Armenia yang dibangun pada pada abad ke 12, dikelilingi lembah Amaghu di Armenia bagian selatan, letaknya yang begitu aduhai membuat monumen berwarna kecoklatan ini semakin terlihat sakral.
Tidak ada wisatawan sama sekali disana ketika saya tiba, sunyi senyap, yang ada hanya suara burung bernyanyi , desis angin dan bunyi serangga di pepohonan. Ini yang saya suka dari Armenia, saya berasa menyatu dengan alam dan mata dimanjakan dengan menyaksikan hasil karya manusia yang dibangun ratusan tahun lalu.
The surrounding of Noravank Monastery, Armenia |
Mr & Mrs Jalan2Liburan :D |
Noravank memiliki 2 lantai, seperti biasa plataran depannya dipenuhi dengan khachkars, sedangkan di lantai 2 terdapat pintu masuk yang mengantar saya menuju ruang doa.
Ruang doa dihiasi patung ukiran Yesus Kristus dengan malaikat di sekitarNya, sementara tepat di atas jendela ada ukiran burung merpati, simbol Roh Kudus. Turun naik menuju lantai 2 tidak semudah dibayangkan, memang terdapat tangga disana, hanya saja tangga-tangga itu dibuat landai dan sempit, sehingga saya pun kesulitan untuk turun dengan tangga tersebut, entah teori apa yang mereka anut membuat tangga seperti itu.
The
Etchmiadzin Cathedral adalah Mother Church of the Armenian Apostolic
Church yang terletak di kota Vagharshapat. Menurut sebagian besar
ulama, bangunan ini adalah katedral pertama yang dibangun pada masa
Armenia kuno dan dianggap sebagai katedral tertua di dunia, dibangun
pada awal abad 4-antara 301 dan 303.
Pada tahun 2000 UNESCO
menambahkan Cathedral Etchmiadzin, St Hripsime dan St. Gayane ke
dalam daftar Situs Warisan Dunia.
Walaupun
kepercayaan saya berbeda dengan kebanyakkan rakyat Armenia, namun
saya sangat menikmati berada di tengah-tengah mereka, mengunjungi
monastery tidak membuat saya bosan sama sekali, justru sebaliknya,
menikmati bagaimana manusia di belahan dunia ini begitu mencintai
Sang Pencipta yang juga menciptakan saya.
Saya
perhatikan setiap ada bangunan gereja, patung salib, atau monastery,
mereka membuat tanda salib di dada, dimanapun dan kapanpun ritual
tersebut kerap diulang, tak pandang mereka orang tua atau anak kecil
sekalipun.
Masuk ke dalam gereja pun, para perempuannya menggunakan
selendang untuk menutupi kepala mereka dan pakaian yang menutupi
tubuh sampai bawah kaki. Dan pada saat meninggalkan pintu gereja,
mereka tidak berjalan membelakangi altar namun berjalan mundur
sebagai tanda hormat.
Armenia
tidak melulu mengenai peninggalan Kristan namun juga karena
sejarahnya Persia pernah menduduki negeri Armenia, maka banyak juga
mesjid yang dimiliki Armenia, hanya saja pada era Soviet, keadaannya
rumah ibadah dan lembaga keagamaan sangat menyedihkan atas tekanan
komunis.
Blue Mosque yang terletak di Yerevan wajib untuk didatangi,
letaknya terletak di antara padatnya rumah penduduk, namun mesjid
dengan kubah yang didominasi warna biru itu dengan mudah dapat
ditemui.
Blue Mosque in Yerevan,Armenia |
Memang tidak semegah mesjid biru di Istanbul, namun mesjid
biru di Yerevan merupakan yang terbesar di Armenia, dibangun sejak
tahun 1179.
Keramik yang menghiasi badan bangunan mesjid serta
kubahnya mengingatkan saya akan eksterior bangunan di Samarkand,
Uzbekistan yang juga banyak mengadopsi gaya Persia.
nice pict .. i like it
ReplyDeleteBaru kali ini aku ngeliat kubah mesjid ada lukisan ato motif gitu :D... bgs sih jadinya... kesannya jd ceria, ga kaku...
ReplyDeletemasuk ke tempat2 ibadah itu slalu nenangin ya mba.. akupun suka masuk k berbagai macam tmpat ibadah pas traveling... rata2 di dlm pasti sejuk dan adem.. apalagi kalo bgunannya tua dan unik kyk monastery di atas... biasanya aku lgs ngebayangi keadaan jaman dulunya sprti apa ;)
Kayak di film2 perang zaman kerajaan dulu gitu yaaaa
ReplyDelete