Berburu Kain Tradisional Saat Traveling


Saya sempat ngebahas mengenai oleh-oleh atau souvenir apa saja yang sering saya beli jika berpergian di postingan yang ini , eh setelah dibaca lagi kok saya kelupaan menulis satu kebiasaan yang juga suka saya lakukan.

Tekstil ! 

Yup tekstil! Tekstil ini biasanya tidak terlewatkan untuk saya beli jika traveling, terlebih jika destinasi tersebut memiliki budaya akan kain-kain tradisional seperti contohnya kain Sari di India, kain tenun khas Maroko atau Uzbekistan dan pastinya setiap daerah di Indonesia yang juga memiliki budaya kain tradisional yang tidak kalah cantiknya, udah gitu tiap propinsi nya juga memiliki ciri khas tersendiri, bucket list banget deh pengen punya koleksi kain dari seluruh Indonesia. 
Memang sih kalau sekarang belum sampai tahap kolektor kain, jauh lah...tahu sendiri kan kain tradisional yang unik dan cantik biasanya dibuat secara manual dan harganya mana tahan. 

Bagaimana dengan kamu? Suka hunting kain-kain gitu juga gak sih? 
Saat traveling di India, sudah pasti hunting kain Sari tidak saya lewatkan. Ini di Jaipur, di salah satu showroom pembuat sari dan toko nya. Pusing ngeliat koleksi nya, maksudnya sih pusing bayarnya :-)
Kain Bali yang saya lilit jadi rok ini saya pakai di Uzbekistan, karena wisata di Uzbekistan kebanyakkan masuk ke rumah ibadah, jadi kain lilit ini sangat membantu. 

Penenun di Sumba Barat, darinya saya membeli 2 tenun.
Kain tenun dengan warna biru cantik ini saya beli di Sumba Barat langsung dari penenun nya, karena bentuknya seperti runner untuk meja, biasanya saya pakai dengan fungsi sebagi penutup meja, daripada disimpan di lemari lebih baik dimanfaatkan. Warnanya eye catching dan bikin rumah jadi cantik.
Masih koleksi kain dari Sumba Barat, warna kuning nya cocok untuk tanaman meja saya yang berjenis kaktus. Setiap melihat kain ini jadi ingat akan kenangan traveling ke Sumba.
Sarung bantal sofa / cushion yang dibuat dari kain dengan motif dan warna warni Maroko ini pun mencuri perhatian saya. Saat itu saya sedang berada di bazaar di kota Essaouira yang tidak terlalu ramai seperti di Marrakech, jadi mau belanja pun tenang. Kain-kain yang digunakan memang bukan manual, namun motif dan warna2 nya sangat khas Maroko, so why not? :-)

Ibu yang sedang menenun ini adalah adik perempuan dari pemilik guest house sederhana yang saya tinggali selama di Lamalera.
Lamalera adalah satu-satunya pulau di dunia yang masih memiliki ritual untuk hunting ikan paus dengan tradisional yaitu tombak bambu.
Tenun ikat yang dibuat pun seringkali mengambil gambar ikan paus, lumba-lumba dan satwa lainnya. Saya membeli 1 kain ikat dari ibu ini sebagai kenang-kenangan pernah berada di pulau yang banyak diperbincangkan oleh dunia ini :-)
Kain yang saya manfaatkan jadi alas sandar sofa ini adalah kain dari Uzbekistan, motif dan warna nya sangat khas Uzbekistan sekali. Cocok dengan sarung bantal sofa yang saya beli di Maroko :-)


1 comment:

  1. Asyik,,,,,,silahkan mampir ke centra kerajinan tenun ikat troso jepara atau hub kami di 54cc4f4d

    ReplyDelete

Friends, Thank you so much for reading + supporting my blog, and for taking the time to leave me a comment.
Your comment support truly means so much to me.
Have a lovely day! xo, Jalan2Liburan

INSTAGRAM FEED

@soratemplates