Berwisata
ke negeri Turki menjadi salah satu wisata impian banyak orang di
Indonesia. Fasilitas e-visa Turki yang dapat dengan mudah dilakukan
sebelum keberangkatan, pesona wisata dan sejarah bangsa Turki,
banyaknya maskapai yang melayani dari Jakarta ke Istanbul, dan biaya
hidup yang cenderung lebih murah dibandingkan berlibur di Eropa,
merupakan sedikit dari banyak alasan mengapa Turki mendapat banyak
perhatian di hati pencinta traveler Indonesia.
Akhir
tahun yang baru saja lewat, saya melihat banyak sekali di Instagram
foto-foto liburan di Turki dari mereka yang saya follow, mulai dari
model, artis, instagram celebrities, travel enthusiast.
Saya
mengikuti jejak mereka di Turki melalui foto-foto yang diupload, dari
Istanbul, lalu Ephesus, Pamukkale, Cappadocia dan tiba-tiba kembali
lagi ke Istanbul karena jadwal liburan mereka di Turki telah usai.
Terlepas
dari jatah cuti di Indonesia yang sering kali terbatas, sesungguhnya
sayang sekali jika menikmati Turki hanya sebatas dari Istanbul sampai
ke Cappadocia.
Ingin
menikmati Turki sesungguhnya adalah justru rute setelah Cappadocia.
Melewati kota Urgup, Gaziantep, Sanliurfa, Malatya dan Mount Nemrut.
Nama kota yang jarang muncul di majalah wisata yang terbit di
Indonesia.
Di kota-kota ini saya nyaris berjumpa dengan turis, baru
di kota Cappadocia lah gerombolan turis terasa kehadirannya, tidak
sedikit dari mereka yang berbahasa sama dengan saya.
MOUNT
NEMRUT
Dalam
bahasa lokal disebut Nemrut Dagi adalah situ monumental milik
Kerajaan Commagene, independent Armenian kingdom yang terbetuk pada
162 B.C.
Commagene
sendiri berarti the community of genes.
Terletak
di atas piramida megah di ketinggian 2.206 meter di atas permukaan
laut, tempat yang pada masanya merupakan tempat suci dibangun oleh
Antiochos I untuk dirinya sendiri sebagai monumen pemakaman. Piramid
memang identik dengan makam raja-raja seperti hal nya piramid Mesir.
Di
“makam kudus” ini terdapat patung-patung besar dari dirinya
sendiri, dua singa, dua elang dan beberapa dewa-dewa seperti Zeus,
Fortuna, Apollon, Herakles.
Kepala-kepala
patung ini pada masa hadirnya kepercayaan Ikonoklasme telah dipotong
dari tubuh mereka. Ikonoklasme adalah gerakan memusnahkan ikon atau
gambar-gambar religius yang dihormati. Yang terlihat saat ini adalah
kepala-kepala yang terpisah dari tubuhnya, disusun sedemikian rupa di
2 sisi puncak yang berbeda.
Banyak
yang menyebutkan bahwa saat matahari terbenam adalah waktu yang
terbaik untuk berada di Mount Nemrut. Saya sempat menikmati Mount
Nemrut saat matahari terbenam dan matahari terbit, favorit saya
adalah saat matahari terbit karena sinar matahari benar-benar
menyinari kepala-kepala di atas gunung itu. Nampak magical dan di
foto pun terlihat sangat cantik berkat sinar emas matahari.
wih keren banget pemandangan'a, jadi pengen liburan kesana juga :D
ReplyDelete