Tahun
ini Jardin Majorelle genap berusia 94 tahun dimana pada tahun 1920
yang lalu seorang pelukis berkebangsaan Prancis, Jacques Majorelle
mendedikasikan tanah miliknya di Marrakech ini menjadi taman yang
dipenuhi tanaman-tanaman eksotis Mediterania dan Afrika.
Kolam
terbuat dari batu marmer, pohon pisang, rumpun bambu, beraneka pohon
palem dan bunga bougainville menjadi rumah bagi kawanan burung. Baru
kali ini di Marrakech saya mendengar suara pasukkan burung yang
mencicit riuh nan indah.
Seperti
halnya taman ini dirancang oleh seorang pelukis, tidak mengejutkan
jika taman penuh warna ini bagaikan lukisan. Banyak fitur bangunan
yang dicat biru khas Majorelle yang ternyata cocok terlihat dengan
warna tanah, iklim sekitar dan koleksi tanamannya.
Air
adalah fitur penting dari kebun Majorelle, air mancur di
tengah-tengah kolam yang dipenuhi teratai. Benar-benar sebuah oasis
yang tercipta di antara sibuknya kota Marrakech. Orang bilang Jardin
Majorelle adalah hasil karya masterpiece seorang Jacques Majorelle.
Semeninggal
Majorelle yang tewas di Prancis akibat kecelakaan saat berkendara,
taman Majorelle pun terabaikan.
Perancang
kenamaan Prancis Yves Saint Laurent dan pasangannya Pierre Berge
sejak tahun 1960 sudah menginjakkan kaki di Marrakech dan hampir
setiap harinya mereka mengunjungi Jardin Majorrele saking cintanya.
Sampai
pada tahun 1980 tragedi hampir terjadi ketika ada proyek baru yang
akan merubah fungsi Jardin Majorelle menjadi sebuah resort.
Berbagai
cara yang dilakukan oleh YSL dan Berge untuk menghalangi proses
tersebut sampai dengan cara membeli taman Majorelle menjadi properti
pribadi mereka dan menghidupkan kembali taman itu seperti sedia kala
yang sampai saat ini bisa kita nikmati.
YSL
memperoleh penghargaan dari Her Royal Highness Princess Lalla Salma
yang mengabadikan nama Yves Saint Laurent sebagai nama jalan di depan
area Jardin Majorelle. Ketika YSL menghembuskan napas terakhirnya di
Paris pada tahun 2008 lalu, abu jasad YSL pun dibawa kembali ke
Marrakech untuk kemudian disebar di taman bunga mawar di Jardin
Majorelle dan monumen untuk mengenangnya didirikan di antara
pepohonan pisang dan rumpun bambu.
Majorelle
menjadi salah satu highlights kunjungan kami di Marrakech, bagi suami
saya yang memiliki passion tinggi akan tanaman, berada di Majorelle
yang terawat (maklumlah sekarang dikelola oleh Yayasan YSL &
Berge di Prancis) adalah kebahagiaan tersendiri.
Dengan
telaten nya dia menceritakan kepada saya cerita di balik
masing-masing kaktus yang ditanam disana, seperti negara asal
darimana kaktus itu berasal berikut dengan nama latin yang dihapalnya
di luar kepala. Salah satu kaktus kesukaan saya karena namanya yang
lucu : "bantal dudukan ibu mertua" atau bahasa latinnya
Echinocactus Grusonii (ok, ini ditulis oleh suamiku:p), sepintas
memang terlihat seperti bantal berduri tajam, mungkin cocok dengan
sifat kebanyakkan ibu mertua! :-)
keren....keren...
ReplyDeletetaman jadi salah satu destinasi favoritku juga ..
kaktus2 eksotis ini sangat menarik deh