Satu
hal yang paling seru menjelang keberangkatan saya dan suami ke Balkan
adalah menghapal nama ibukota dari negara-negara tersebut, well
tepatnya ini PR saya sih, kalau otak suami keknya emang udah template
bener ama nama2 ibukota dunia dan kode bandaranya (yup, he s that
freak).
Di Balkan, walaupun jarak antar perbatasannya tidak terlalu
jauh, namun bahasa dan bahkan mata uangnya pun berbeda, jadi sebisa
mungkin kami membuat diri se familiar mungkin dengan fakta dasar
tersebut sebagai bekal awal perjalanan.
Sama
seperti nama negara Montenegro yang terdengar indah di telinga, maka
saya pun suka banget sama nama negara Macedonia, dan nama ibukota nya
yang adalah Skopje.
Kita tiba di Skopje melalui darat dari Sofia dengan bis umum, ah
sebenernya sih buka bis lah ya, lebih kek mini van yang isinya 10 orang, tapi malam itu (ya kita berangkat midnite) keberuntungan ada
pihak kita karena gak ada penumpang lain yang mau ke Skopje, jadilah
mini bis yang disebut dengan nama Furgon itu hanya diisi kita berdua.
Si supir sama sekali tidak bisa bahasa inggris, ya wes lah jadinya
body language aja, sesekali kita ditawarin biskuit yang dia punya :-)
Karena
berangkat tengah malam buta, jalanan pun sepi banget, sampai di
perbatasan Bulgaria-Macedonia pun terasa cepat. Terus terang kalau
lagi road trip antar negara kek gini saya paling males sama yang
namanya border, apalagi perbatasan negara2 aneh yang bukan Schengen.
Seperti biasa lah ya, paspor saya ditahan lama banget sama si staff
imigrasi di pos Macedonia, saya ngintip dari jendela mobil dia
ngebolak balik halaman demi halaman paspor, saya pikir mau nyari
space kosong untuk stempel, eh ternyata bukan.
Dia keluar dari bilik
loketnya dan menuju kantor utama imigrasi, taraaa makin mules aja
perut, walaupun nothing to lose sih, kalau ditolak masuk ya sudah
gak masalah juga untuk saya.
5 menit, 10 menit, belum nongol2 juga
tuh staff, ya elah mbok ya kalau ada apa2 kasih update-an gitu lho
ya, kan saya bisa bantu karena kebetulan saya sudah membekali diri
dengan membawa kertas informasi hasil print-an dari website embassy
Macedonia di Brussels yang menyebutkan bahwa pemegang visa schengen yang masih
berlaku ataupun pemegang ID Card EU (yang adalah dalam hal ini adalah
saya), berhak masuk ke Macedonia tanpa perlu visa.
Tunggu
punya tunggu, yang ditunggu akhirnya keluar juga sambil meminta supir
furgon saya untuk mengambil paspor milik saya. Ah lega....wait jangan
lega dulu, proses deg2an di border setelah saya hitung2 akan kejadian
selama 8 kali pada trip kali ini hahaha anggap aja adrenaline testing
ya :)
Well,
It s official, Welcome to Macedonia.
Furgon
menibakan kita berdua pagi-pagi buta di terminal kota Skopje, supir
yang mengantar kami tiba dengan selamat terlihat kagok dan kaget
karena suami memberikan sedikit tips untuknya, sepertinya dia tak
biasa.
Kursi2 di ruang tunggu di dalam terminal telah dipenuhi oleh
orang yang menggunakan kursi2 tersebut sebagai tempat tidur mereka,
ada yang terlihat homeless, ada juga penumpang yang menunggu bis
paling pagi dan sisanya kami berdua.
Udara dingin sekitar di bawah 5
derajat tidak memungkinkan kami untuk berlama2 berdiri di terminal
itu, kami pun memutuskan dengan menggunakan taksi mencari hotel
transit sementara sambil menunggu jatah check in di hotel yang lebih
descent.
-
Macedonia
ini adalah tanah yang menjadi langganan dikuasai oleh berbagai bangsa asing,
mulai dari kerajaan Ottoman Turki selama 5 abad, sebelum akhirnya
Macedonia menjadi bagian negara Yugoslavia yang sosialistis. Karena
pengaruh Ottoman ini, maka di Skopje saya menemukan kota tua dan old
bazaar yang cukup luas, disebut-sebut sebagai old bazaar terluas di
luar negara Turki.
Sampai
saat ini old bazaar telah mengalami beberapa perubahan dalam hal
penampilan, namun suasana nya masih sama seperti masa lalu.
Banyak
terlihat toko-toko kerajinan kulit, penjahit , tukang sepatu ,
pembuat selimut, walaupun saat ini sebagian besar kerajinan
diproduksi di pabrik, namun sebagian pengrajin tetap menjaga keaslian
handmade mereka.
Toko-toko roti, kebab, dan baklava bersebelahan
dengan warung kopi dan shisha, suara adzan menggema dari minaret
mesjid-mesjid tua di seantero old bazaar. Saya seperti sedang
menonton film Sinbad.

Berjalan
menyusuri old bazaar yang sesekali menanjak akan menibakan para
pejalan pada reruntuhan benteng Kale, arkeologi telah menunjukkan
bahwa benteng Kale ini telah ada sejak zaman prasejarah, selama
Neolitik dan Zaman Perunggu Awal, hal ini digambarkan dari sisa-sisa
struktur pembangunannya. Karena posisi nya yang strategis, benteng
ini menjadi saksi bisu ketika Skopje dikepung dan diserang secara
barbar oleh pihak Turki sampai dengan penguasa Serbia.
Jika
Paris Arc de Triomphe dan New Delhi punya India Gate, maka Skopje pun
memiliki gerbang serupa bernama Gate Macedonia yang terletak di
alun-alun Pela, gerbang ini terbuat dari batu marble yang diukir,
menggambarkan adegan dalam sejarah Makedonia dan menampilkan
tokoh-tokoh sejarah termasuk Alexander Agung.
Gate
Macedonia didedikasikan dalam rangka perayaan 20 tahun kemerdekaan
Macedonia, memiliki lift dan tangga yang disediakan untuk akses
publik ke atapnya.
Pada
tanggal 8 September 1991 Macedonia mendapat kemerdekaannya dan
terbentuklah Macedonia masa kini, kombinasi dari kota-kotanya yang
modern dan peninggalan tradisinya yang kental membuat negara ini
wajib dikunjungi.
Ah kota nya cantik, dimana2 banyak patung :-0 btw busyet 8 kali di border bikin deg2an males banget yak
ReplyDeletegak lah, seru malah, yg dikangenin kl traveling:)
DeleteBagaiamana caranya pengajuan visa untuk ke negara tersebut mbak kalau boleh tau??? Makasih informasinya
DeleteKeren, selalain melihat keindahan kota, catatan perjalanan, tapi ada juga sejarahnya.. :) Jadi semakin bikin hayalan melambung jauh, semoga suatu saat.
ReplyDeleteSmoga ya Py :)
Deleteaku jg ga ngerti mba ama imigrasi darat yang suka lamaaaaa bgt meriksain paspor. Aku jg pernah ngalamin dari Bulgaria ke Turki jalan darat... Bareng bertiga ama pembantu mama yang bertugas nemenin kita krn wkt itu kita blm nika ;p. Itu imigrasi meriksa paspornya lamaaaaaa bgt, pake acara bisik2 gitu.. Makin panik kan.. Pas aku tanya knpa, jwbnya ga kenapa2. Heran... Padahal paspornya pembantu mama itu jelas2 ada visa tinggal dari kedutaan krn dia memang ikut kemanapun mama bertugas. Akhirnya dilepasin juga sih, tapi setelah 20 menitan gitu...pfftt
ReplyDeleteseru kan kl diingat2 sekarang :)
Deletenamanya asing banget...gak biasa di lidah...
ReplyDeleteiya out of radar memang kalau dari Indonesia:)
Deletejangankan nama2 ibukota, aku kalo ditanya macedonia ada dimana juga ga bisa jawab. nyaris aja aku mikir itu ada di afrika bwahahahaa...
ReplyDeleteha ha ha samaaa kok , byk yg blum inget2 :)
DeleteProses di imigrasi emang selalu bikin hati deg - deg an :D Eropa cakep ya -.- moga nanti bisa kesampaian nginjekin kaki di eropah :D
ReplyDeleteNanti ya pulang dari Aussie :)
Deletemoga dah suatu saat bisa nginjekkan kaki di eropah aminn
ReplyDeleteikut mendoakan :)
DeleteMhn info status sy skrg brada d Tirana Albania, dgn visa type D (sy jg sdh memiliki work permit). Untuk ke Macedonia apakah perlu urus Visa??? Ada info bgmn sy dpt brkunjung k Macedonia??? Trmksh.
ReplyDeleteKalau citizen Albania bebas visa sih kalau mau ke Macedonia, tapi maaf kurang paham kalau residence dgn visa type tersebut.
DeleteAku rencana mau kuliah dsana,nanti tolong beritahu ya kak apa aja di Makedonia dan cara ngurus visa untuk datang ke sana
ReplyDeleteSalam persahabatan :)
Mba info dong budget nya kalo jalan dari indo?
DeleteMba boleh kasih info mengenai budgetnya
Deletembk mau nanya,klo kita mau ke macedonia, pakek visa pa non visa,terus
ReplyDeletemengenai bajetnya berap,gimana si mengenai ngurus visa nya,sebelum nya makasih
mbak boleh nanya gak bagaimana cara ngurus visa untuk ke makedonia. Doi aku orang makedonia. Sbelumnya terimakasih
ReplyDelete