Akhirnya Kembali Lagi ke Montmartre & Tetap Cinta

Ketika banyak orang lebih menikmati pusat kota Paris dan hiruk pikuknya, saya lebih memilih menghabiskan waktu di Montmartre yang terletak agak di sedikit pinggiran kota Paris. Setiap pojokkan di Montmartre menawarkan banyak cerita dan cinta di masa lalu, bukan....bukan  masa lalu percintaan saya, tapi masa lalu dari mereka yang terkenal seperti Van Gogh, Picasso, Dalida, Salvador Dali dan banyak lagi. 

Van Gogh yang dari Belanda, Picasso yang dari Spanyol dan Dalida yang asli Mesir tentunya tak akan  menyebut Montmartre sebagai rumah mereka jika disini mereka tidak menemukan yang namanya gairah, inspirasi dan penjiwaan sesuai jenis seni yang mereka anut. 

Saya bukan pelukis, apalagi penyair, namun di Montmartre banyak kata-kata yang dapat saya rangkai walaupun hanya sebatas kalimat di kepala saja. 

Di hari-hari berakhirnya musim panas tahun ini, saya bersyukur boleh kembali lagi kesini setelah hampir 5 tahun yang lalu saya mengunjunginya, perasaan cinta akan Montmartre ternyata masih sama, hanya cuaca yang berbeda. 5 tahun yang lalu hujan keras menemani perjalanan saya menyusuri jalan2nya, dan kali ini matahari dengan cuaca 28 derajat celcius membuat kota ini bahkan terlihat lebih sempurna.

Moulin Rouge atau si kincir angin merah 

adalah tempat pertunjukkan kabaret paling terkenal di dunia, yang telah ada sejak tahun 1889, menampilkan pertunjukkan tari dan akrobatik dengan kostum dan tata lampu yang indah. 

Dahulunya, Moulin Rouge adalah kawasan red-light district dan prostitusi, saat ini hanya terlihat beberapa sex shops.

Ingin menikmati Moulin Rouge? Siapkan €180 per orang atau Rp.2.700.000,- dan reservasi disarankan dilakukan jauh-jauh hari karena tiket yang habis terjual. 

La Maison Rose/ The Pink House

This is the famous La Maison Rose made famous by a painting by Utrillo. 

He and Pablo Picasso both hung out there.

Tahu film Amelie ? 

Film yang diperankan oleh Audrey Tautou ini sebagian besar filmnya berlokasi di Montmartre dan cafe Les Deux Moulins (2 kincir angin) adalah cafe dimana Amelie bekerja. 

Cafe ini selalu ramai dikunjungi wisatawatan and in fact one of the nicest bistro/cafes in the neighborhood.

Rumah dengan pintu berwarna biru bernomor 54 ini pastinya hanyalah rumah biasa jika saja Vincent Van Gogh tidak pernah tinggal di rumah ini. 

 Montmartre yang berada di atas bukit menawarkan panorama seperti ini.

Patung Dalida 

Dalida adalah penyanyi imigran asal Mesir, terkenal karena kepiawaiannya dalam menyanyi dan memili sex appeal seperti Marilyn Monroe. Dalida meninggal secara menyedihkan yaitu dengan bunuh diri karena depresi melihat orang-orang terdekatnya juga tewas mengenaskan.

Gosip yang beredar, Presiden Prancis Francois Mitterrand pernah memiliki affair dengan Dalida, sampai sang presiden memutuskan membangun Piramid di depan Louvre, sebagai obat rindu Dalida jika rindu akan kampung halamannya.

Katanya, jika menyentuh bagian dada patung Dalida sambil mengucapkan permohonan, niscaya permohonan tsb akan dikabulkan:-) 

Walaupun nampak seperti rumah, namun ini adalah kabaret paling terkenal di Montmartre, bernama Lapin Agile , jaman dulu kabaret ini banyak didatangi oleh para seniman yang belum terkenal, bahkan Picasso pun pernah makan disana dan membayar makanannya dengan lukisannya.

Saat ini Lapin Agile memiliki fungsi sebagai restoran.

Dari halaman depan Basilica Sacre Coeur, panorama kota Paris dari ketinggian dapat dinikmati. 

Rumah Salvador Dali yang sekarang menjadi museum yang menampilkan hasil karya nya.

Suasana Montmartre yang dipenuhi oleh Bistro, Cafe dan para pelukis jalanan yang mencoba mengumpulkan uang dari para wisatawan yang mau dilukis dalam itungan menit.

Satu lukisan wajah dihargai €10 saja.

Le Bateau Lavoir adalah bangunan rumah tempat berkumpulnya para seniman di era awal abad 20 an, pelukis, penyair, orang2 teater dan penjual seni; salah satunya adalah Pablo Picasso.