Pulau Hoga terletak di sebelah timur Pulau Kaledupa yang adalah salah satu pulau terbesar di Wakatobi. Kurang lebih sekitar 15 menit waktu yang diperlukan dari Kaledupa menuju Hoga menggunakan kapal kayu nelayan bertarif Rp. 50.000,-.
Sepanjang garis pantai Hoga di penuhi dengan deretan pohon kelapa sepaket dengan pasir putih bersih & beningnya air laut berwarna biru muda yang bersinar karena pantulan sinar matahari.
Pusat penelitian terumbu karang dan biota laut dari LSM Wallacea, setiap tahunnya membawa para mahasiswa dari seluruh dunia untuk melakukan penelitian terhadap terumbu karang di perairan Wakatobi. Tentunya mereka tak akan memilih Hoga sebagai basecamp penelitian mereka tanpa ada alasan yang kuat, bukan?
Pada saat tidak terisi tamu, penginapan Wallacea tsb menerima wisatawan yang memerlukan tempat tinggal, per orang hanya dikenakan biaya Rp 50.000 saja. Ada harga ada barang tentunya, jangan membayangkan penginapan dengan jasa hotel bintang 5, kondisi kamar nya biasa saja, bagi yang tidak memerlukan service excellent, mungkin penginapan Wallacea ini cocok untuk Anda.
Your Playground! |
Saya memilih tinggal di Hoga Garden Resort, yang terletak agak ke arah utara dari lokasi penginapan Wallacea, dengan biaya per malam Rp 500.000,- sudah termasuk makan 3 kali, a good bargain, ruangan kamar nya seperti bungalow rumah panggung dengan hammock untuk bersantai di depan teras, rata-rata bungalow terisi penuh oleh wisatawan luar negeri, antara lain: pasangan nomad dari Jerman yang sedang melakukan tur keliling Asia Tenggara dengan sepeda, lalu ada team jurnalis program travel 'Galileo' yang sedang bertugas meliput kehidupan Suku Bajo dari TV Jerman, divers group dari Belgia, saat itu saya satu-satunya yang wisatawan asli Indonesia.
Tiada hari tanpa makan makanan hasil laut dari catch of the day, makan siang dan malam ditata rapi di pinggir pantai sambil bercengkerama dengan tamu lainnya. Menyenangkan sekaligus bangga mendengar mereka berbagi pengalaman yang mencintai berpetualang ke pelosok-pelosok Indonesia, mulai dari Dieng, Pulau Togean sampai dengan Sabang.
Catch of The Day |
How our lunch looks like |
Aktifitas
saya sehari-hari di Pulau Hoga adalah bangun pagi-pagi sekali karena
ingin menyaksikan peristiwa alam terbitnya sang surya, dilanjutkan
dengan makan pagi, bergabung dengan tamu lain untuk menyelam ataupun
snorkeling,
kembali ke resort
untuk makan siang, bersantai di bawah pohon kelapa sambil membaca
buku kesayangan, dan sore nya kembali menyaksikan lukisan langit yang
memerah karena terbenamnya matahari. Keindahan peristiwa sunrise
dan
sunset
memang bisa dinikmati di satu tempat yang berdekatan.
Di Pulau Hoga hanya bisa menikmati listrik dari jam 6 sore sampai dengan sebelum subuh, i dont mind at all, justru alasan untuk tidak sibuk men-charge gadget ini itu, a paradise & my soulmate with me, thats enough!
Memiliki
waktu hanya 7 hari tentunya dirasa sangat singkat jika ingin mengeksplor Wakatobi, masih ada Tomia
dan Binongko yang belum sempat saya singgahi, sepertinya mimpi harus
terus dilanjutkan, mimpi kelak kan kembali ke Wakatobi.
Seperti kata Eleanor Roosevelt “The
future belongs to those who believe in the beauty of their
dreams”.
Where to stay in Hoga Island:
- Hoga Garden Resort-
Cp: Wia (0852 416 28287)
No comments:
Post a Comment
Friends, Thank you so much for reading + supporting my blog, and for taking the time to leave me a comment.
Your comment support truly means so much to me.
Have a lovely day! xo, Jalan2Liburan