Latuhalat - Secuil Surga Tak Jauh dari Ramainya Kota Ambon

Latuhalat - Secuil Surga Tak Jauh dari Ramainya Kota Ambon


Maluku tidak saja memiliki Pulau Kei atau Ora Beach yang bagaikan destinasi Mekkah para traveler di Indonesia akhir-akhir ini, yang paket liburannya selalu laku dijual, yang katanya destinasi dengan spot sangat Instagramable. Sungguh Maluku bukan itu saja. 
Jauh sebelum Ora Beach setenar sekarang, pada tahun 80-90an ada pantai Natsepa dan pantai Latuhalat yang menjadi primadona. Kala itu penerbangan tidak seramai sekarang, orang yang beneran niat ke Indonesia Timur kadang rela hati untuk naik kapal PELNI berhari-hari terombang-ambing di laut demi bisa tiba disana. 

Natsepa masih terdengar namanya berkat rujaknya yang menggoda iman, sepiring tidak cukup, sedangkan Latuhalat perlahan memudar lalu sepi. Saya sendiri familiar dengan nama kampung pantai Latuhalat karena mami saya keturunan dari kampung ini, beliau menyandang nama keluarga dimana dari kampung inilah orang tuanya berasal, walaupun ia sendiri lahir dan dibesarkan di Magelang, Jawa Tengah. Tipikal orang Ambon seperti ini disebut 'ambon kaart' atau orang Ambon yang tahu Ambon hanya dari peta saja. 'Kaart' adalah peta dalam bahasa Belanda. 
Saya pun menyandang status Ambon Kaart karena baru di tahun 2007 saya menginjakkan kaki di Maluku, ternyata Maluku itu seperti nyandu, pada tahun 2007 itu saya sempat kesana sampai 2 kali dan berkesempatan mengeksplor beberapa pulau. 

Pertama kalinya ke Maluku jelaslah saya harus mengunjungi kampung asal dimana kedua orang tua saya berasal, salah satunya ke Latuhalat ini. Beberapa hotel dan penginapan terlihat tidak terawat, memang benar bahwa masa tenar Latuhalat telah lewat, paling hanya orang lokal saja yang menikmati indahnya pasir putih dan lambaian pohon kelapanya. 
9 tahun berselang saya kembali lagi ke Latuhalat, waktu seperti berhenti disini karena semua yang saya lihat dan rasakan masih sama seperti tahun 2007 waktu pertama kali saya kesini. Bahkan beberapa dive centre yang pernah saya lihat tahun 2007 itu seperti tidak ada tamu, mungkin bukan high season, entahlah. 

Vitamin Sea

Latuhalat Maluku - Nyiur Pohon Kelapa, untuk para pelancong dari negara 4 musim, ini adalah lambang paradise

Kongkow-kongkow di pinggir pantai, Latuhalat Maluku


Pesona Latuhalat yang tidak jauh dari kota Ambon


Latuhalat terletak hanya sekitar 17 kilometer dari kota Ambon, tidak jauh tapi terasa lama karena Ambon makin macet setiap harinya dan ramai bukan kepalang, yang ada hanya perasaan lega ketika akhirnya tiba di Latuhalat yang sepi, nyaman dan menyenangkan.

Pantai yang terkenal di Latuhalat adalah Namalatu, banyak kapal nelayan yang siap melayani tamu yang ingin berkeliling mengunjungi spot terkenal di area Latuhalat, seperti pantai pintu kota
 

 
 

4 comments:

  1. tapi terkadang ya mba, pantai sepi yg cantik bgini yg lbh aku suka drpd yg terawat tapi udh keburu rame ama turis2 :)

    ReplyDelete
  2. Jadi ingat Rujak Natsepa. Ahh kangen matahari nyentrong yang anget beneran dikulit, bukan anget sesaat :D

    ReplyDelete
  3. kalo natsepa mah aku tau dengan rujak nya, kalo latuha;lat ini malah ngak perna denger sama sekali #AkuGagal

    ReplyDelete
  4. Enak banget duduk2 siang depan pantai gini sambil minum air kelapa muda.. Nyamm.. Makasih ya Fe, jadi tau ada nama pantai Latuhalat di Ambon :D Baru tau..

    ReplyDelete

Friends, Thank you so much for reading + supporting my blog, and for taking the time to leave me a comment.
Your comment support truly means so much to me.
Have a lovely day! xo, Jalan2Liburan

INSTAGRAM FEED

@soratemplates