Musik lounge berjudul Sunday Drive nya Stéphane Pompougnac menemani perjalanan kami di hari Minggu pagi itu, koleksi musik Hôtel Costes ini memang paling cocok dijadikan soundtrack ketika menyusuri sepanjang jalan di pedesaan Prancis. Kami sengaja meninggalkan hotel di Boulogne-sur-Mer lumayan masih pagi, transit hotel itu memang biasanya digunakan untuk beristirahat, tidur dan mandi karena bukan tipe hotel yang tepat untuk bermalas-malasan. Tawaran untuk sarapan pagi di hotel jelas kami tolak, hey ini Prancis bung, membeli croissant hangat di toko roti pastinya lebih menggiurkan.
Masih 240 km jarak yang harus kami tempuh demi tujuan akhir kami yaitu kota Etretat, GPS menyebutkan paling tidak 2,5 jam lagi kami harus berkendara menuju kesana. Well ok, durasi 2,5 jam tidak membosankan sama sekali, setiap belokkan pasti ada hal menarik yang yang bisa dinikmati sambil bercakap-cakap tentang hal random dengan si supir belahan jiwa. Baru setengah perjalanan, kami memutuskan untuk berhenti di kota Dieppe, pesona Château de Dieppe yang berdiri gagah mencuri perhatian sehingga kami terpaksa untuk berhenti dan melihat kota Dieppe, kami yakin kota ini layak untuk dinikmati. Love at the first sight.
Château de Dieppe ⏐ Pesona Kota Pelabuhan Normandy |
Château de Dieppe adalah saksi bisu bahwa Dieppe pernah menjadi kota yang pernah sering dibicarakan di dunia saat perang dunia II, terlebih oleh orang-orang di Kanada. Mengapa? Karena di Dieppe lah 913 orang Kanada gugur pada tanggal 19 Agustus 1942 pada masa Perang Dunia II. Aksi ini dikenal sebagai Operation Jubilee, saat itu Dieppe diduduki Jerman dan pasukan sekutu (termasuk tentara Kanada) menyerang Jerman di kota ini.
Koneksi antara Kanada dan Dieppe berhubungan erat, perlu diketahui bahwa penduduk di daerah Quebec di Kanada, mereka sehari-hari berbahasa Prancis karena dahulu kala mereka adalah imigran asal kota Dieppe. Jadi tidak heran jika para pasukkan dari Kanada ingin menyelamatkan kota Dieppe dari Jerman.
église saint jacques |
Kota Dieppe merupakan kota pelabuhan dan tujuan wisata para Parisians di akhir pekan, apartemen depan pantai berjejer siap mengakomodasi para pencinta pantai.
Promenade di pinggir bibir pantai berbatu koral tertata rapi, sayang sekali saat itu cuaca di akhir musim panas tidak begitu bersahabat, awan gelap menggumpal dan angin laut lumayan kencang.
Kami mencoba menghangatkan badan dengan masuk ke toko roti di dalam gang kecil, seorang pria setengah baya dengan anjing Maltese nya berdiri di antrian di depan kami, memang hanya memesan sebuah roti Prancis tapi karena ia sibuk bergosip dengan ibu muda penjaga toko roti membuat antrian terasa lama. Tapi tidak mengapa, saya tidak keberatan sama sekali, harum roti dan kue kering yang baru saja dikeluarkan dari oven terbuka tidak jauh dari display dan meja kasir membuat saya betah disitu, belum lagi kue eclair cantik beragam rasa dan topping...nyummm!
Toko roti dan fragmen pagi hari |
nyummeyy |
Gosip pun sepertinya usai, ibu penjaga toko memberikan 1 buah kue kering kepada si Maltese putih yang disambut dengan goyangan ekor nya, pasti ritual setiap pagi di antara mereka.
Inilah sedikit dari penggalan ritual pagi di pedesaaan pinggir Prancis, hmmm atau bisa saya bilang kebiasaan di Eropa, mengucapkan selamat pagi dan apa kabar kepada siapa saja yang kita temui di dalam toko roti kecil menjadi hal yang biasa. Untuk saya yang lama tinggal di Jakarta rasanya seperti tertampar, terus terang adat ketimuran kadang hanya tinggal slogan semata ketika saya berada disana, boro-boro ucapan terima kasih saat kita membantu menahan elevator kepada seseorang yang juga ingin masuk, dilihat pun tidak, karena mata lebih sibuk di layar smart phone nya.
Oh well, sebelum pembicaraan meluas, untuk kalian yang tertarik menikmati kota Dieppe, bisa dengan mudah menggunakan sarana transportasi kereta api.
Siapa tahu kamu bosan dengan Paris dan ingin menikmati pinggiran kota, Dieppe bisa dijadikan alternatif.
Café des Tribunaux Kedai kopi ternama di kota Dieppe, pada masanya seorang Monet, Renoir bahkan Oscar Wilde pernah duduk-duduk disini. Bahkan Wilde pun menulis puisi " The Ballad of Reading Gaol " disini tahun 1897, masa-masa dimana Wilde baru saja keluar dari tahanan. |
How to reach Dieppe from Paris :
Kereta api dari stasiun Lazare di Paris, dengan tujuan Dieppe, kereta akan berhenti di kota Rouen sebagai titik akhirnya, lanjutkan perjalanan dengan kereta arah Dieppe.
One day excursion dari Paris ke Dieppe bisa dilakukan jika waktu terbatas, perhatikan saja timetable kereta dari dan ke Dieppe.
1 rute perjalanan bisa memakan waktu 2 jam dengan menggunakan kereta cepat.
klik disini untuk informasi yang lebih update.
Tjakep banget kotanya Kak, apalagi rotinya, jadi mupeng, hihi
ReplyDeleteiya cozy banget, kita makan roti nya sambil ngiterin promenade nya :)
DeletePertama: gw langsung ngebayangin kenikmatan sarapan croissant si sana. Aslik ngiler.
ReplyDeleteKedua: kotanya cantik bangettt. Gilingan kapaan yah bisa ke sana. Dan..
Ketiga: bener banget soal adat ketimuran yang astagah kemana sekarang inii..
Pertama : nyumehhh Dan, posisi memang menentukan prestasi ya :)
DeleteKedua : cozy bangeth, lu pasti bisa dong kemari
Ketiga : slogan doang aja semakin kemari hikss
Keren banget bangunannya cantik-cantik. Tiba-tiba pengen croissant :)
ReplyDeletexixixii masih hangat gitu baru dikeluarin dari oven, duh harum nya itu juga lho nyumehh
Deletelangsung ngebayangin gimana kalau ngabisin waktu seharian buat keliling kota ini~ duuh, asik banget sih kota dieppe ini :D
ReplyDeletePrancis tidak selalu Paris, ya kan ? :)
DeleteBangunana nya sexy banget cakep nya ... tua tapi mempesona
ReplyDeleteYurep bangeth :)
DeleteBangunan kota nya itu loh kok sangat menakjubkan sekali *_*
ReplyDeletexixixi iya ya :)
Delete