Sumba tidak melulu mengenai Pasola yang menjadi festival tahunan, ajang berkumpulnya para pencinta foto dan traveling karena festival perang asli Sumba ini memang sangat eksotis dan photogenic. Bicara mengenai Sumba maka satu hal yang tidak luput dari perhatian adalah tenun ikat Sumba yang menjadi identitas budaya mereka.
Sama seperti hasil tenun dari daerah lain di Indonesia, maka pembuatan tenun ikat Sumba ini pun memerlukan waktu yang tidak singkat menuntut keahlian dan ketekunan si penenun.
Sewaktu saya berkunjung ke Sumba Barat, saya menyempatkan mengunjungi kampung adat Waikabubak yang banyak menjual tenun ikan Sumba langsung dari pembuatnya.
Supir yang mengantar saya dari penginapan di Sumba Timur, setengah jalan menuju Waikabubak dia minta ijin untuk menjemput istrinya yang bekerja di perpustakaan umum Sumba beserta rekan kerjanya karena ternyata mereka orang asli desa adat itu.
Ini pertama kalinya saya mengunjungi desa adat Sumba, arsitektur atap segiempat terbuat dari jerami, tanduk kerbau, dan jemuran tergantung kain ikat yang biasa mereka pakai sehari-hari.
Desa Adat Waikabubak di Sumba Barat |
Tenun Ikat Sumba |
Baru saja saya jalan menuju tempat mereka, dan seketika itu juga ibu-ibu dan anak perempuan muda menjajakan tenun ikat yang mereka buat sendiri.
Tentu saja saya tidak melewatkan kesempatan untuk shopping dong, walaupun yang saya beli bukan dalam ukuran besar, saya sengaja membeli tenun ikat Sumba yang berukuran kecil, maksudnya supaya saya bisa berbagi penghasilan untuk beberapa penjual itu.
Harga tenun ikat Sumba yang kecil seperti runner untuk dining table itu dijual mulai dari Rp. 150.000,- saja, mungkin karena waktu saya disana sedang tidak musim turis jadi saya seperti penglaris saja bagi mereka.
Tenun ikat Sumba bukan hanya sebagai tekstil yang biasa, ikat ini memiliki nilai sakral dan spiritual yang tinggi. Pada dasarnya setiap manusia di Sumba lahir di atas kain ikat demikian juga saat mereka meninggal, selanjutnya pada setiap aspek kehidupan seperti menikah,melahirkan, masa panen sampai dengan menggunakan tenun ikat demi menjaga diri dari roh jahat.
Penenun Tenun Ikat Sumba yang saya temui sedang bekerja di depan teras rumahnya di Desa Adat Waikabubak |
Demikian juga motif dari tenun ikat itu sendiri, banyak motif bergambar binatang yang dijadikan dasar pembuatannya. Motif bergambar kuda sebagai lambang kekuatan dan kejantanan, lalu motif ayam adalah kain ikat yang dipakai wanita Sumba saat menikah, sedangkan motif buaya sebagai simbol bangsawan atau penguasa.
Saat ini pemerintah Indonesia sedang memperjuangkan agak tenun ikat Sumba ini mendapatkan status warisan budaya nasional UNESCO.
Related Post :
ngeces liat motif2 cantiknya tenun ikaatttt sumbaaa
ReplyDeletepengen beli semuaaaaa dan actually masih reasonable sih harganya kalau bayangin gimana cara mereka buatnya, ayo kak borong :))
Deletepengen kunjung ke Sumba juga nih
ReplyDeleteme too pengen balik lagi :)
DeleteTenun ikat sumba, coraknya menawan dan sepertinya pas juga kalau dipakai hiasan dinding
ReplyDeleteiya ya mesti diframe dulu kali ya supaya warnanya gak memudar
DeleteKain2 khas ini emang cantik2 bgt ya Fe.. :) Berhubung belum mampu beli tenun ikat, jadi menikmati ulos pemberian mertua aja dulu..hihi
ReplyDeletekamu bakal kaget kalau tahu berapa harga tenun ikat yang kecil seperti selendang Py, sangat2 reasonable harganya kok asal beli lgs di pengrajin nya :)
Delete