Tahun
2014 hampir usai dan masih ada beberapa destinasi di tahun ini yang
belum sempat saya ceritakan, salah satunya adalah desa kecil Monschau
di Jerman. It s a privilege to live in Europe dimana satu –
dua jam berkendara akan menibakan di destinasi yang belum pernah
dikunjungi, kali ini desa Monschau adalah pilihan last minute kami.
Dikenal
sebagai permata dari wilayah Eifel, Monschau bukan tempat liburan
yang populer dibandingkan dengan kota lain di Jerman, bahkan dari
statistik yang pernah saya baca hanya 8 persen dari penduduk Jerman
yang pernah mengunjungi Monshcau, ironis ya padahal desa ini
menawarkan banyak keindahan, baik dari panorama alam nya dan juga
uniknya interior bangunan yang ada.
Tidak terkenal bukan berarti tidak bersejarah, Monschau merupakan tempat bersejarah saksi bisu perang dunia ke II.
Monschau & its typical view |
Kami
tiba di Monschau saat itu dimana hampir semua penduduknya sedang
melakukan latihan menyambut acara Festival tahunan, mereka melengkapi
diri dengan beragam kostum yang menarik, suara musik dari alat musik
perkusi dan terompet membuat pusat desa ini semakin meriah. Udara di
musim dingin yang menggigit kulit terasa menjadi sedikit
lebih hangat.
A
visit in Monschau is definitely worth, aliran sungai yang
melintasi bangunan rumah bergaya half-timbered (bangunan tua
bertulang kayu ala jaman pertengahan), gang jalan yang sempit, bunyi
lonceng gereja, sambil menikmati sepotong currywurst dan kentang
goreng yang saya beli di pinggir jalan.
Half timbered house in Monschau
Gang kecil dan jalan berbatu
Menuju restoran ini melewati jembatan karena terbelah oleh sungai, we had our afternoon tea in here.
Restoran vintage yang cantik
Wall Art
big spiders on someone's house wall
so beautiful, I can feel the relaxing atmosphere there :)
ReplyDelete