Yes, We Survived India

"Yes we did it" kata yang kerap kali saya dan suami ucapkan ketika pesawat yang membawa kami meninggalkan landasan bandara Internasional Indira Gandhi New Delhi - "Yes we did it India" 

Berencana untuk mengunjungi India memang telah ada di bucket list kami sejak lama, sebagai negara yang menawarkan eksotisme, warna warni dan religi yang kuat, India bisa dibilang satu-satunya negeri di dunia ini yang memiliki daya pikatnya tersendiri. And "yes we did India" 

Dengan total 3 minggu waktu yang kami punya untuk menjelajahi negara nya Sharukh Khan ini, kami harus mempelajari dan memutuskan daerah mana yang kelak harus kami explore terlebih dahulu, maklumilah saja karena India adalah negeri yang memiliki area sangat luas sehingga cukup membingungkan harus dari mana kami akan menjelajahinya.

"Yes we did it Rajashtan" salah satu propinsi terbesar di India yang akhirnya kami pilih untuk kami kunjungi, yang meliputi Udaipur, Jodhpur, Jaisalmer, Mandawa. Serta propinsi Uttar Pradesh karena kami harus berada di Taj Mahal yang terletak di kota Agra, propinsi Uttar Pradesh. Dan juga kota New Delhi. 

Sebegitunya kami menyiapkan diri sebelum keberangkatan kami kala itu, India is not like in Bollywood scene, kami terus mendoktrin otak kami seperti itu, dan kami gantikan dengan adegan2 penuh humanisme dan kekerasan hidup dalam film "Slumbdog Millionaire" - kemiskinan yang parah, strata sosial yang terlihat nyata, chaotic , korupsi, kotor dan bau.

Hasil dari mendoktrin diri sendiri itu memang sukses, terbukti dari kami tidak terlalu kena penyakit gegar budaya, semua terantisipasi dengan baik. 

Berikut beberapa fakta mengenai India, hasil 3 minggu berada disana.

1. Bandara Indira Gandhi New Delhi yang sangat mewah  

2. TV India nampaknya tdk menanyangkan film dan berita dari luar India

3. Rakyatnya hidup bagaikan mereka ada di adegan2 film Bollywood bahkan supir saya pun menyimpan puluhan foto Sharukh Khan di telepon genggamnya

4. Money is money and Money is Money  - setiap kali orang hanya membahas uang dan uang 

5. Mengerti akan arti kemiskinan yang sesungguhnya. Anak jalanan dan topeng monyet mendominasi jalanan di India, lalu bandingkan dengan mall besar & mewah yg ramai didatangi para expats dan orang2 India kaya sedang santai di salon ( fyi, harga blow dry adalah €30  ) 

6.  Saya mengalami sexual harassment dari staf imigrasi di bandara New Delhi

7. KFC adalah restoran paling hits yang didatangi beramai-ramai oleh para orang kaya di India. Dan pemandangan di luar pintu KFC adalah anak-anak kecil yang meminta belas kasihan dan puluhan gembel.

8. Hati ditanggung akan menciut dan mengecil jika Anda adalah pencinta binatang, akan sangat depresi melihat hewan yang diperkerjakan

But we are glad we did it, karena kami berjumpa dengan:

- Penjaga unta yang rendah hati  & cerita lucu2 saat mereka menyiapkan makan malam di di padang pasir Jaisalmer

- Anak2 sekolah yg giat belajar walau di ruangan seadanya, dan betapa mereka bahagianya ketika saya dan suami tiba dengan membawa pensil

- Pemilik hostel yang sampai sekarang rajin menyapa di facebook, walaupun kaya namun jauh dari sombong.  

- Menikmati kuliner India yang kaya rasa

- Memanjakan mata karena cantiknya kain2 shari dan indahnya tarian dan budaya India

Itulah sebagian kecil dari India, yang sangat minim bisa saya deskripsikan - waktu 3 minggu tak bisa secara mendalam menceritakan panjang lebar mengenai negeri ini. "dont be so afraid, we re going to come back to India" ujar suami. Yah kami akan kembali, entah kapan lagi.