Yang
menarik dari kunjungan saya ke kepulauan Wakatobi yang lalu adalah terlihatnya suku Bajo yang mendiami
pesisir Wangi Wangi, Kaledupa,Tomia dan Binongko. Rumah mereka dibagun
dibangun di atas perairan, sisanya dibangun di atas pulau-pulau
karang. Hal inilah yang membuat suku Bajo unik dan berbeda dengan
suku-suku lain di Indonesia.
Disebut
sebut asal Suku Bajo adalah dari Laut Cina Selatan, namun ada versi
lain yang menyebutkan nenek moyang mereka berasal dari Johor,
Malaysia. Suku Bajo dikenal sebagai pelaut-pelaut yang tangguh.
Secara turun menurun, suku Bajo membiasakan mendidik anak-anak mereka
dengan
pengetahuan melaut, saat lahir pun para bayi diberi
sentuhan air laut, maksudnya agar anak bajo mencintai laut sebagai
sumber kehidupan mereka.
Rata-rata
pria Bajo bisa menyelam sampai kedalaman 15-20 meter dengan tidak
menggunakan peralatan modern, hanya napas panjang dan sebuah
kacamata selam buatan sendiri dari bahan kayu dengan kaca hasil
potongan cermin lemari yang membantu mereka saat menyelam. Orang Bajo
biasa berkelana jauh selama berbulan-bulan, bahkan hingga melewati
batas negara. Tak pelak banyak nelayan Suku Bajo ditangkap polisi
perairan Australia dan ditahan atas tuduhan memasuki wilayah negara
itu secara ilegal, padahal semua itu semata karena kenaifan mereka
yang tidak tahu menahu mengenai perbatasan antar negara di laut,
menurut mereka toch
di laut tidak ada rambu-rambu nya.
Saya menikmati berada di tengah-tengah mereka saat saya datang di perkampungan mereka, terlebih anak-anak kecil yang menyambut dengan riang, mereka tahu bahwa saya adalah pendatang. Tak terlihat disana anak kecil yang sibuk dengan electronic gadgetnya, mereka sangat bahagia bermain bersama alam dan laut yang adalah pekarangan tempat tinggal mereka.
Saya masih ingat ketika saya berjalan meninggalkan anak-anak itu, salah satu anak kecil perempuan disana mengucapkan selamat tinggal sambil berujar: "selamat jalan, miss ,nanti kembali lagi ya"
Terharu. "Tentu dik, saya pasti kan kembali."
Saya menikmati berada di tengah-tengah mereka saat saya datang di perkampungan mereka, terlebih anak-anak kecil yang menyambut dengan riang, mereka tahu bahwa saya adalah pendatang. Tak terlihat disana anak kecil yang sibuk dengan electronic gadgetnya, mereka sangat bahagia bermain bersama alam dan laut yang adalah pekarangan tempat tinggal mereka.
Saya masih ingat ketika saya berjalan meninggalkan anak-anak itu, salah satu anak kecil perempuan disana mengucapkan selamat tinggal sambil berujar: "selamat jalan, miss ,nanti kembali lagi ya"
Terharu. "Tentu dik, saya pasti kan kembali."
No comments:
Post a Comment
Friends, Thank you so much for reading + supporting my blog, and for taking the time to leave me a comment.
Your comment support truly means so much to me.
Have a lovely day! xo, Jalan2Liburan