Cerita berikut masih dari kota Dinant - the hidden treasure of Belgium ☺
Maison Leffe, bangunan
layaknya kastil yang terlihat sangat menawan dari kejauhan saat menit-menit pertama kami tiba di kota tua Dinant. Letaknya yang
agak di atas puncak kecil, membuat siapa saja yang melewati dari arah bawah jalan harus menenggak ke atas ke arah bangunan tersebut.
Pada pandangan pertama itu jujur kami tak tahu bangunan apakah itu, dan setelah
browsing kiri kanan (oh well, kami berangkat ke Dinant memang tanpa
persiapan baca2 “what to do” “what to see”, etc) , ternyata
bangunan yang mencuri perhatian itu adalah
Maison Leffe atau Rumah Leffe.
Sebenarnya
letaknya berseberangan dari Ibis Hotel tempat kami menginap, hanya
saja ada Sungai Meuse yang mengharuskan kami memutari jalan ketika mengunjunginya.
Cuaca
musim dingin yang tiba-tiba berada di angka 7 derajat, berbeda dengan hari-hari sebelumnya yang berada di kisaran minus derajat dan juga mendadak hari itu sinar
matahari tiba-tiba bersinar, membuat perjalanan dengan jalan kaki menuju
Rumah Leffe terasa sangat menyenangkan walaupun harus sedikit menanjak. (Saya anggap sinar matahari hangat kala itu adalah hadiah ulang tahun saya dari sang universe :p)
Nah
mungkin Anda sekarang wondering apa sih Maison Leffe itu.
Maison sudah jelas lah ya berarti Rumah dalam bahasa Prancisnya. Sedangkan Leffe
adalah salah satu merek bir Belgia yang terkenal, as you might know
Belgia adalah negara penghasil bir nomor satu dunia, dan Leffe adalah salah satu
merek terkenal yang banyak difavoriti peminum bir.
Ketika
tiba di pelataran nya, terlihat sepi-sepi saja, saya yakin banget
kalau hari itu Maison Leffe buka kok, karena memang di musim dingin,
banyak tourist spot yang tutup sepanjang hari biasa namun buka di
akhir pekan, bel pun tak nampak di depan pintu putih yang besar itu.
Kami memberanikan membuka pintu tsb dan voilaaa, ternyata memang
Maison Leffe buka untuk umum, hanya saja memang sepi dan hanya ada 1
pegawai yang bekerja multifungsi, hal yang memang biasa dilakukan di
Belgia karena gaji pegawai yang mahal terlebih jika bekerja di akhir
pekan.
Dengan
tiket 7euro atau sama dengan Rp. 89.600,- per orang
diberikan semacam kartu dengan chip, yang ternyata adalah kartu untuk
mengkativasikan monitor visualisasi di dalam museum.
Maison Leffe ternyata bukan saja melulu mengenai bir Leffe melainkan sejarahnya bangunan ini adalah biara yang telah berdiri sejak tahun 1152. Mengalami yang namanya kehancuran karena bencana alam banjir pada tahun 1460, juga hancur akibat perang revolusi Prancis di tahun 1794, namun akhirnya awal tahun 1900an, biara ini kembali hadir dengan aktifitasnya semula. Kala itu bir memang disarankan untuk dikonsumsi menggantikan air, karena higienistas air yang kurang sehat sehingga menimbulkan penyakit, sedangkan bir pada pembuatannya harus melalui proses dimasak dan disuling sehingga lebih sehat untuk dikonsumsi.
Di dalam ruangan museum yang menampilkan berbagai alat pembuat bir dan dokumentasi foto dari tahun ke tahun, ruangan ini dulunya adalah ruangan rapat para biarawan biarawati.
Di
akhir tour, setiap peserta diberikan segelas bir Leffe jika ingin mencoba meneguk rasanya, dan sebelum pulang, setiap orang diberikan oleh-oleh dalam bentuk gelas bir berukuran besar dengan tulisan Leffe di sisi
gelas yang kalau dibeli di toko suvenir paling tidak berharga 8 euro. So actually what you paid, you got back :-)
Entrance
: 7€
Price
includes
1Visit
in Maison Leffe
2Beer
tasting
3Gift
Free
entry for children under the age of 12, if accompanied by a paying
adult
(max.
1 free entry per paying adult)
Opening
hours: 11am-19pm • Closing day: Monday
•
High season: From Easter
holidays until autumn holidays + Christmas holidays + spring break
•
Low season: Opening
days: Friday, Saturday, Sunday
Uaaa! I so need to go here, I love love Leffe!
ReplyDeletenice posting ;)
ReplyDeletepengalaman yang luar biasa dan tidak terlupakan bisa jalan jalan ke kota dinant. sangat bersyukur sekali bisa kesana. mudah mudahan blogger yang lainnya dapat menyusul
ReplyDeletenice artikel
ReplyDeletehebat bisa sampe Belgia jalan jalanya kapan giliran aku ya :)
ReplyDelete