Traveling Secara Spontan Atau Terencana ? |
Suka
baca cerita atau alur film tentang seorang yang putus cinta dan
langsung bergegas traveling tanpa tujuan karena sedang sakit hati?
Melamun di bus dengan tujuan yang dia sendiri tidak tahu berakhir di
terminal kota apa. Atau cerita lainnya mengenai orang yang memutuskan
untuk berhenti kerja dalam jeda waktu yang lama dan memutuskan untuk
pack his/her luggage and leave. Duh keknya semacam gampang banget ya
traveling spontan seperti itu, gak perlu pakai rencana dan itinerary,
tinggal bawa badan dan tas, lalu selanjutnya 'lihat saja nanti'.
Oh
well, seandainya memang bisa semudah itu karena pada setiap aksi
pasti ada konsekuensinya.
Sewaktu
almarhum mertua saya divonis penyakit kanker oleh dokter, beliaupun
melakukan hal yang sama. Pulang dari rumah sakit, langsung ke bank
dan mengambil uang tunai sebanyak mungkin dan menyetir tanpa tujuan,
selama beberapa hari tidak bisa dihubungi. Jiwanya memang petualang
dan mungkin dengan pelarian seperti ini bisa membuat jiwa nya sedikit
tenang, tapi bagaimana dengan istri dan anak-anaknya yang resah
mencari dan menunggu walaupun mereka tahu beliau tidak akan
kekurangan dana selama pelarian itu sehingga bisa dipastikan bisa
tetap tidur di hotel dan makan yang cukup.
Selama
traveling berdua sepertinya bisa dihitung berapa kali kami bepergian
secara spontan, spontan disini dalam hitungan satu hari sejak
dibicarakan ya, kalau sudah seminggu sebelumnya menurut saya sih
sudah gak spontan lagi. Mengapa traveling secara spontan ini belum
menjadi pilihan utama kami, karena masih ada kewajiban untuk bekerja
di kantor dan tentunya traveling dengan skema seperti ini bisa
dipastikan justru memerlukan dana yang tidak sedikit because for an
unplanned trip, you have no idea where the road will bring you and
how much it will cost.
A Quick Trip to Imogiri Royal Cemetery by +Aggy F
Memilih
perjalanan dengan rencana yang telah terkonsep sebelumnya tidak
membuat pejalan tersebut terlihat kurang keren kok, justru ini salah
satu bentuk tanggung jawab untuk diri sendiri dan tidak cuek dengan
keadaan, masa mau dipecat boss hanya karena mau traveling spontan,
lalu pulang mau kerja apa. Atau masa mau luntang lantung di jalan di
negara orang karena kehabisan uang, bisa-bisa malah dideportasi dan
black list. Ini contoh sederhana mengenai apa yang sebut tanggung
jawab untuk diri sendiri.
{ Plan The Unplanned Trip }
Katanya
bepergian secara spontan dan tanpa rencana memberikan sebagian
ruangan untuk berpetualang untuk mendapatkan pengalaman yang tidak
ternilai.
An unplanned trip gives a thrill, but I believe all of the trips that
you ve never had before always give a same feeling. A thrill.
Tidak
perlu merapikan koper sekarang dan berangkat tanpa tujuan untuk
merasakan getaran ini, karena pejalanan yang telah kalian siapkan
jauh-jauh hari sebelumnya pun akan memberikan sensasi yang sama jika
kalian mengijinkannya.
Jadi,
apakah traveling spontan lebih baik daripada traveling yang berencana
atau sebaliknya? It s like an apple to an orange, it s not the same
but we do know that those two different fruits are good for our
health, so why dont we mixed them all together.
Bepergianlah
ketika low season ke destinasi yang telah direncanakan sebelumnya, it
s ok, it fine, dengan siasat seperti ini kita tetap bisa bertanggung
jawab untuk diri sendiri dan di waktu yang bersamaan juga bisa
merasakan sensasi bepergian tanpa rencana, saat low season kamar
hotel banyak yang kosong sehingga tidak usah kuatir akan kemungkinan
tidur di jalan, juga di saat yang bersamaan tidak perlu pusing
mengatur agenda akan kemana pada hari pertama, kedua dan selanjutnya,
biarkan daftar itinerary itu kosong, melainkan isilah buku travel
diary mu dengan kejadian yang ditemui di hari itu.
dulu pas masih kuliah di Swiss paling sering travelling unplanned. Asal ada libur udahlah hop on bus atau train tanpa tujuan and brenti di random stasiun, hahaha. Sampai pernah 'diadopsi' sama nenek2 gara2 udah tengah malem duduk di trotoar karena ga ada penginapan dan ga ada train lagi balik ke kota asal, hahaha. Kalo sekarang lebih ada plan lah (at least seminggu sebelum kalo tujuannya tanpa visa) karena seringnya jalan2 nemenin ortu kan :D
ReplyDeletethe perks of living in Europe ya Deb, tik tok ke Copenhagen juga bisa aja :)
DeleteKalau aku sendiri seringnya menggabungkan keduanya. Terencana dan spontan sekaligus. Misalnya pas ke India aku pergi ke Varanasi, di itinerary aku tulis 3 hari. Yang 2 hari sudah terencana mau ngapain aja, yang sehari ditentukan pas di sana berdasarkan info-info terakhir juga.
ReplyDeleteDan aku setuju dengan dirimu kak, yang terencana pun bisa jadi menyenangkan. Tergantung kitanya. Fleksibel aja sih sebenarnya :-)
nah iya asik kek gitu, itinerary jgn dibikin padat merayap, beberapa hari dibikin longgar dan tanpa rencana :)
ReplyDeleteGw lebih suka terencana kalau ke tempat yang baru pertama kali kesana dan waktunya sedikit + tiket kesananya mahal, tapi kalau ke tempat yg udah lebih dari 2 kali di kunjungi sih biasanya lebih slow cenderung ngga ambisius, hehehe
ReplyDeleteyup, pastinya akan memanfaatkan waktu sebaik mungkin ya, kalau ga punya agenda padahal waktunya terbatas, bisa2 pulang belum lihat banyak sightseeing spots yang penting :)
DeleteHmmmm kalau aku dua-duanya sih Kak. Kadang pengen jalan yang terencana, kadang juga nggak. Dulu pas masih ngantor, setiap Jumat malam aku udah di terminal bus pilih-pilih mau ke mana ya weekend ini. Hahahahaha...
ReplyDeleteKl punya waktunya banyak gakpapa ya Win, enak malah karena bebas. Kalau yg limited time and budgets, bisa cari perkara kalau ga punya agenda tetap :)
DeleteTraveling secara terencana.
ReplyDeletePaling tidak bulannya terlebih dahulu
kalau saya tipe yang well planned..tapi suami tipe spontan..pernah akhir tahun dia cuma ngasih tahu H-1 kalau mau liburan ke Bali..road trip pula.kebayang packing dadakan dan sepanjang perjalanan jakarta - bali keluar masuk hotel yg kebanyakan fully booked karna high season..
ReplyDeletegak mau lagi deh travelling dadakan kecuali bukan high season mgkn masih oke. aku demen banget soalnya nyusun itinerary. sampe suamiku bengong liatin itin yg detail tiap jam kita mau ngapain.
tapi bner semua ada kenikmatan tersendiri. bahkan yg udah bikin itin pun masih sering keluar jalur.