One Unphotographed Moment

Salah satu ritual yang menyenangkan ketika menyelesaikan satu periode perjalanan adalah mentransfer foto dari memory card ke laptop dan melihat satu per satu hasilnya. Di balik setiap foto ada kenangan juga cerita. Seperti yang diucapkan Ibn Battuta : "Traveling — it leaves you speechless, then turns you into a storyteller" , saking banyaknya hal yang ingin diceritakan mengenai perjalanan itu, akhirnya malah hanya bisa tersenyum sendiri ketika melihat foto-fotonya. 

Seberapa penting kamera ketika kita traveling? Pertanyaan yang rancu untuk ditanyakan karena jawaban dari setiap orang pasti berbeda, untuk jurnalis tentunya tidak membawa kamera adalah mimpi buruk, sedangkan bagi orang lain mungkin kamera tidak begitu penting karena prinsip mereka bahwa mata adalah kamera yang mendokumentasikan kenangan dalam perjalanan.

#CeritaJalanAsik kali ini mengangkat tema The Best UnPhotographed Moment, terus terang bukan tema yang mudah untuk diceritakan karena terlalu banyak kenangan indah dan berkesan yang saya tidak punya dokumentasi fotonya dan kadang kenangan indah itu ingin disimpan sendiri, itulah alasan mengapa saya susah membaginya disini. 
But let me share you a story, cerita akan satu kejadian yang membuat saya berpikiran bahwa malaikat itu bisa hadir dalam berbagai sosok, dan anak berusia 8 tahun yang sempat kami temui di Dompu, Nusa Tenggara Barat pada suatu hari di bulan April beberapa tahun lalu adalah buktinya.

Malam itu bukan malam terbaik kami, bisa dibilang salah satu malam terburuk dalam sejarah traveling kami karena kami baru saja terselamatkan dari kecelakaan bus antar kota di Dompu. Bus kota dari perusahaan transportasi bodoh yang kami tumpangi itu dengan secara sengaja mengisi bus sampai di luar batas kapasitas, bukan saja di dalam bus namun sampai di atapnya, dipenuhi dengan para petani sewaan yang biasa dipekerjakan di desa lain yang sedang panen padi. Ayakkan padi, minyak tanah, kompor, barang bawaan, istri, anak kecil yang sedang sakit mata, semua memenuhi bus yang sungguh tidak layak itu. 
Singkat cerita, kecelakaan tidak terelakkan. Memang tidak membuat luka tapi lumayan membuat trauma. Tepat di depan area kecelakaan itu, ada kantor polisi juga penginapan sederhana, kalau kata orang Indonesia 'untung' dekat kantor polisi dan 'untung' ada penginapan, sehingga kami bisa menyegarkan badan sedikit dan berusaha tidur walaupun akhirnya tetap terjaga. 
Penginapan sederhana itu sungguh tidak nyaman, membuat saya memutuskan mencari bus yang bisa membawa kami ke Lombok, tentunya kali ini exclusive bus yang besar lengkap dengan nomor kursi, sehingga kejadian pada bus sebelumnya tidak kejadian. 
Syukurlah ada jadwal bus pada malam itu, kami tiba di terminal beberapa menit sebelum bus berangkat, duduk di depan warung yang dari sana kami membeli persiapan minum untuk di jalan. 
Di antara remang-remang lampu di terminal bus Dompu, ada bocah lelaki yang senyum-senyum dari kejauhan, gigi nya kelihatan jelas betul, dan dia terlihat sangat antusias mendatangi kami berdua. 
"do you know him?" tanya suami saya. Saya menggeleng tapi tetap tersenyum membalas senyuman bocah yang sangat tulus itu.
"aku lihat kalian tadi di bus" ucapnya masih dengan senyum malu-malu
"bus yang kecelakaan tadi?"
"iya, aku dan nenek juga di bus itu, lalu naik ojek pulang" sambungnya singkat

Saya mencoba menterjemahkan percakapan saya dengannya untuk suami saya yang terlihat ingin sekali mengetahui jalan cerita ngobrol singkat itu. 
"tapi kamu nya gak pa pa kan? tanya saya kuatir
"tidak, tapi aku lihat kamu sangat sedih tadi" katanya
"iya tadi aku memang sedih karena kaget, tapi sekarang gapapa kok, kamu umur berapa?" lanjut saya bertanya
"umur 8 tahun! "
"wah mau jadi apa besar nanti?" lanjut saya bertanya
"aku ingin jatuh cinta!" ujarnya tersipu
"apa? jatuh cinta?"
"iya! aku ingin jatuh cinta!" katanya memastikan supaya saya mengerti maksudnya.

Jawaban singkat ingin jatuh cinta itu membuat saya tersenyum dan lupa akan kejadian yang seharian itu rasanya mengesalkan, bocah laki 8 tahun di Dompu itu made my day, our day! Dirinya ingin jatuh cinta suatu saat nanti, tahukah dia jika saya mendadak jatuh cinta padanya karena dirinya sendiri adalah cinta.
Waktu keberangkatan bus hampir tiba dan kami harus naik ke bus, bocah Dompu itu mengantar keberangkatan kami sampai kami benar-benar duduk di kursi bus, lalu mengucapkan salam perpisahan karena bus benar-benar harus berangkat, suami saya memeluknya dan memintanya untuk pulang karena hari sudah makin malam. Ia turun dari bus dan masih dengan setia menunggu di luar bus sambil melambaikan tangan ketika bus pergi berlalu dari terminal itu. 

Semoga suatu hari nanti kami bisa berjumpa lagi dengannya, wahai sosok malaikat pembawa cinta yang menghibur hati! Semoga kamu menemukan arti cinta sesuai keinginanmu.

* * *

Cerita Jalan Asik mengenai "unphotographed moment" lainnya, diceritakan juga oleh kawan saya Noni ( baca disini ) dan Aggy ( baca disini ). Jangan lewatkan untuk dibaca juga ya. 

* * *

#CeritaJalanAsik is a weekly travel theme where we share our travel stories based on a certain theme by Jalan2Liburan, Nyonya Sepatu and Dream Explore Wander.

Check out our posts every Wednesday!

This week’s theme: Best "Unphotographed" Moment

7 comments:

  1. Hal kecil bisa mengubah suasana hati ya :)

    ReplyDelete
  2. Aku juga ingin seperti anak 8 th itu, ingin merasakan jatuh cinta tapi ngak tau sama siapa #Eeeap

    ReplyDelete
  3. haiisshhh, aku jd ngebayangin anaknya dari perckapan kalian itu mbak :D..

    ReplyDelete
  4. Asli sweet banget nih crita kak! Aku sampe brambangi :')

    ReplyDelete
  5. Trisnaulan ArisantiAugust 22, 2016 at 5:42 AM

    oh so sweet...semoga anak itu mendapatkan cinta sejatinya dan menikmati travelling..eh...perjalanan hidupnya bersama o

    ReplyDelete

Friends, Thank you so much for reading + supporting my blog, and for taking the time to leave me a comment.
Your comment support truly means so much to me.
Have a lovely day! xo, Jalan2Liburan

INSTAGRAM FEED

@soratemplates