Bunyi
pesawat tempur tentara India yang pagi-pagi telah terdengar deru nya
membangunkan tidur nyenyak saya pagi itu, tak nanggung-nanggung
kurang lebih sejam nonstop ritual pagi para pesawat tempur itu
beraksi dengan manuver-manuvernya, maklumlah Jaisalmer terletak
berbatasan langsung dengan Pakistan dimana India dan Pakistan pernah
memiliki sejarah tak menyenangkan.
Ah
sudahlah, membicarakan politik tak ada habisnya, bergegas
saya mandi dan sarapan, paket safari di padang pasir Thar yang saya
pesan dari Avinash, sang pemilik hotel yang saya inapi ini akan
dimulai tepat pukul 10 pagi.
Avinash
mengenalkan saya kepada Kareem yang kelak bersama dengan unta nya
akan memandu perjalanan saya. Sementara pria yang lain adalah kawan
Kareem yang sedianya akan menyiapkan segala bahan makanan
dan minuman di gurun nanti.
Kareem
menyilahkan saya untuk naik ke punuk unta sambil memberikan tips
supaya saat unta tersebut mulai berdiri, punggung saya pun harus
mundur sedikit ke belakang supaya seimbang.
Ternyata
duduk di atas unta untuk pertama kali itu tidak mudah seperti
kelihatannya, belum lagi rasa takut ketika melihat ke bawah. Ah kalau tau rasanya begini, lebih baik saya jalan kaki saja.
Setelah tersiksa duduk di atas punuk unta selama 1 jam lebih, akhirnya Kareem menemukan dataran pasir yang rata dan cocok untuk dipakai duduk-duduk.
Kareem
cs segera merentangkan lipatan karpet yang dibawa, dan mereka pun
segera menyiapkan api dan kayu bakar karena acara memasak untuk makan
malam akan segera dimulai.
“Ah syukurlah, mereka mencuci tangan
terlebih dahulu sebelum menyiapkan bahan makanannya” , gumam saya dalam hati, maklumlah mana ada rasa selera makan jika tangan
yang tadi menarik-narik tali peganggan unta harus juga memasak
makanan yang kelak akan dimakan.
Sambil
menunggu mereka selesai memasak, kami terlibat percakapan dimana saya
mengetahui bahwa usia para penunggang unta ini hanya berkisaran di
angka 20 – 23 tahun, sangat muda dibandingkan raut yang tersirat di
wajah mereka.
Ada
cerita lucu di tengah percakapan kami kala itu, Kareem dan kawannya
menceritakan tentang sistem “perjodohan” oleh orang tua yang
masih berlaku di Jaisalmer, ternyata kedua pemandu unta saya ini pun
tak luput dijodohkan, mereka tak mengetahui siapa yang kelak menjadi
sang istri sampai tepat di hari pernikahannya.
Beruntunglah Kareem
dijodohkan dengan seorang istri yang cantik, bunga desa dari kampung
sebelah yang memiliki postur tubuh yang proporsional jika bersanding dengannya,
berbanding terbalik dengan sang kawan yang cukup puas dengan istri
dengan postur tinggi, besar dan gemuk, jauh dari kata seimbang karena dirinya hanya memiliki tinggi tak lebih dari 160 cm dan ceking.
Kareem
terus-terusan menggoda temannya itu sambil cengeggesan, sedangkan yang digoda hanya diam tersipu tak tahu bagaimana harus membantah. Melihat bahasa tubuhnya yang makin tak santai, membuat suasana makin lebih lucu lagi.
Makanan
yang terdiri atas chapatti, sayur kacang lentil dan pakora akhirnya
siap dihidangkan bersamaan dengan Chai Tea atau teh susu khas India
yang dimasak bersamaan dengan safron, jahe, komin dan rempah-rempah
lainnya.
Menu
makanan yang dimasak oleh kedua pria ini memang ala kadarnya namun entah kenapa terasa nikmat di lidah,
bagaimana tidak nikmat jika pemandangan di depan mata adalah padang
pasir luas yang tak terlihat dimana ujungnya, matahari yang mulai
membentuk warna kuning keemasan dan ditemani oleh lelaki-lelaki penunggang unta ini.
Where are you when you were 20s ? :-)
Mereka bisa ngak menolak perjodohan itu ????
ReplyDeletewahh asik sepertinya nih,, perlu dicoba
ReplyDeletegersang juga yah...
ReplyDelete@cumi : ya miripp di Indonesia gitu deh mas, menolak perjodohan berarti gak patuh orang tua kan :)
ReplyDelete@kata2cinta romantis : Perlu bangeth, ada juga pake menginap beberapa malam di padang pasir Thar ini, pastikan aja pas kesana saat winter di India dan bukan musim panas :)
ReplyDelete@sistempemerintahan : Ya kan padang pasir atuh, ya gersang dong :)
ReplyDeleteTapi kalo saumpama kita udah punya calon bagaimana ??? masih musim yaaa jaman siti nurbaya.
ReplyDeleteberarti disana jauh lebih kolod yaa di bandingkan di indonesia tercinta ini
Cumi; India ga bisa dibandingin ama Indo mas, berasa balik ke taon majapahit ixixixi
ReplyDeleteHahahaha ... tapi aku sampai detik ini masih ngiler pingin kesana :) meskipun disana majapahit haha
ReplyDeleteCumi : india special bgt mas, harus secepatnya deh ksana, kan skrg udah VOA, gampang jadinya..
ReplyDeleteJadi pingin nyoba naek onta :D hehe
ReplyDelete